Mobile Legends merupakan game yang sangat populer di Indonesia. Mulai dari anak-anak hingga orang dewasa sangat gemar memainkan game yang satu ini. Karena kepopulerannya tersebut, Mobile Legends telah membuat berbagai turnamen internasional dan bahkan masuk ke salah satu cabor di Sea Games.
Namun meski begitu, game ini juga sangat terkenal dengan lingkungannya yang sangat toxic, sebagai salah satu orang yang gemar memainkan game online, saya sepakat kalau lingkungan di Mobile Legends sangatlah toxic.
Nasionalisme Negatif Ketika Berkomentar
Tak hanya didalam game, sikap toxic tersebut juga dibawa sampai di turnamen internasional. Sikap toxic yang saya maksud disini adalah para penontonnya. Saling taunting dan toxic antar sesama penonton memang membuat suatu turnamen jadi semakin seru, tapi hasilnya akan berbeda jika hal tersebut sudah membawa nama negara hingga pada akhirnya saling merendahkan negara lain. Dan hal tersebut selalu saja terjadi di turnamen internasional Mobile Legends. Setiap kalian saya membuka kolom komentar, selalu saja ada pertikaian dan saling merendahkan negara asal masing-masing. Sebagai contoh, saya sempat melakukan screen capture dari kolom komentar ketika turnamen M5 World Championship diadakan, kala itu pertandingan mempertemukan Geek Fam dan Homebois.
Nah komen diatas merupakan salah satu contoh dari sikap toxic yang dilakukan para penonton. Padahal turnamen ini tidak membawa nama negara, melainkan klub. Meski begitu masih ada saja yang meributkan negara merekalah yang terbaik tidak sebanding dengan negara manapun. Saking seringnya melihat hal seperti ini, saya jadi teringat tentang Chauvinisme atau sering disebut sebagai nasionalisme negatif. Dikutip dari jurnal Karya Rini Aristin, nasionalisme negatif atau nasionalisme sempit merupakan rasa cinta tanah air yang berlebihan terhadap negaranya dan merendahkan negara lain.
Menurut saya, para audiens di turnamen internasional Mobile Legends ini sangat nasionalis sampai di titik dimana sikap nasionalisme mereka terlalu ekstrim. Pada akhirnya mereka akan menganggap negara mereka paling hebat dan paling jago soal Mobile Legends dan merendahkan negara lainnya. Pemikiran tersebut lalu mereka tuangkan dalam kolom komentar dan pada akhirnya terjadi pertikaian dengan penonton dari negara lain yang sama-sama seorang nasionalis yang ekstrim. So buat kalian yang sering seperti itu, ayo hentikan mulai sekarang! berkomentarlah dengan bijak dan nikmati turnamennya.
Membuat Mobile Legends Jadi Tidak Seru
Ya sikap toxic yang awalnya hanya di kolom komentar kini sudah merambah ke dalam game. Di Mobile Legends, ada sebuah fitur dimana kalian bisa menampilkan bendera negara asal kalian di profil. Dan berkat hal ini juga setiap kali bertemu dengan pemain dengan bendera yang berbeda, dan pemain tersebut bermain kurang bagus, maka yang dihina bukanlah pemainnya, tapi langsung negaranya.
Jika kalian pernah bermain Mobile Legends, pasti pernah mendengar kalau player dari Myanmar itu pasti culun dan mainnya ngaco. Padahal kenyataanya tidak begitu, pemikiran itu lahir dari satu pertikaian yang akhirnya menjadi pemikiran umum bahwa player dari Myanmar itu culun. Bayangkan saja, baru mulai main negara kalian langsung dihina-hina tanpa alasan yang jelas, kalian pasti langsung tidak mood main kan? So buat kalian yang biasanya suka toxic dan merendahkan negara lain di ingame tolong hentikan hal tersebut. Mobile Legends tidak akan seru lagi jika orang-orang seperti kalian tidak berhenti melakukan hal seperti itu.
Senjata Makan Tuan
Selian membuat game jadi tidak seru, hal ini juga bisa menjadi senjata makan tuan. Ya tepat sekali, membanggakan negara secara berlebihan akan memberikan efek yang buruk bagi negara kalian sendiri. Ok mari kita tarik kebelakang sebentar ketika perhelatan Sea Games 2023 digelar.
Pada saat itu timnas Mobile Legends Pria Indonesia tak membawa pulang medali apapun, mereka bahkan tak lolos babak grup. Karena hal tersebut orang-orang yang terlebih dahulu membanggakan timnas Indonesia dan merendahkan timnas negara lain akhirnya berbalik menyerang punggawa timnas Indonesia, dan salah satu yang terparah adalah Branz.
Dilansir dari Revival TV, Branz mendapat ribuan hujatan di akun medsosnya. Untung saja kekuatan mental Branz sangat kokoh, ia sama sekali tak terpengaruh hal tersebut. Hujatan yang diberikan tidak akan membuat negara kailan menjadi paling hebat, yang ada malah menghancurkan negara yang kalian bangga-banggakan tersebut.
Overall nasionalisme negatif yang kalian tuangkan menjadi sikap toxic tidak akan membuahkan hasil yang bagus. Negara yang selalu kalian banggakan tidak akan menjadi lebih baik dari negara yang kalian rendahkan jika kalian terus melakukan hal tersebut. So buat kalian yang sering melakukan hal tersebut, stop mulai dari sekarang. Panas-panasan ketika turnamen boleh, tapi ingat jangan sampai bawa-bawa nama negara atau bahkan merendahkan negara lain.
Baca Juga: Menanggulangi Krisis Identitas Dengan Etos Kerja Islam