Sebenarnya apa yang terjadi dengan diri kita? Kita sekarang berada dalam situasi kehidupan global dengan negara capitalism yang menempatkan diri sebagai raksasa yang ingin menguasai dunia. Globalisasi menciptakan negara-negara maju dalam posisi nya sebagai Kerajaan dari imperialism baru (the emperium of neo imperialism).
Tatanan perekonomian yang membawa gap atau jurang bagi negara miskin dan negara kaya. Mereka yang mendominasi dibidang teknologi komunikasi telah merampas nilai-nilai budaya lokal yang bersifat plural, semuanya seakan dibentuk menjadi homogen dan seragam.
Hidup semakin materialistis, semangat untuk mengonsumsi barang-barang mewah semakin menjadi-jadi. Sikap hidup yang semakin individualistik dan hidup yang serba mewah, kini dipamerkan di televisi dan menggoda mereka para generasi muda.
Kompentensi etos kerja islam yang diharap menjadi motivasi untuk mengaktualisasi iman dalam bentuk amal sholeh yang nyata, berkualitas dan berdampak luas. Etos kerja Islami (dengan penekanan Islami) untuk memberikan pemahaman sebuah ungkapan bahwa kebenaran itu bisa diperoleh siapa saja, sebagaimana sebuah ungkapan, hikmah “ilmu” merupakan harta orang mukmin yang hilang. Kewajiban setiap mukmin untuk memungutnya kembali dimana dan dari siapapun. Dalam beberapa kesukaran dalam hidup.
Baca Juga: Fenomena Perkawinan Anak di Indonesia yang Masih Menjamur
- Tentang rasa bimbang. Sikap jiwa tak menentu bagaikan asap yang dipermainkan angin, hanya berdesah halus, tapi membuatmu menari-nari berlenggok, semakin tipis wujudmu, kemudian hilang tanpa perhituangan orang
- Tentang duka cita. Meratapi dan menghabiskan waktu ketermanguan tak berujung. Kesedihan adalah kain selimut yang menutupi keceriaanmu, membuatmu terlelap dalam khayal dan menjebakmu dengan dialog batin yang menambah batinmu semakin nyeri.
- Tentang perasaan terhina. Penilaian atas dirimu sendiri, itulah yang dihitung orang. Kau terhina karena engkau sendiri yang menghinakan dirimmu.
- Tentang kemalasan. Ketika engkau terlena dengan Impian, merajut khayalan didekap rasa puas jiwa pecundang, ketahuilah berapa banyak orang meneteskan keringat dan air matanya untuk meraih puncak-puncak hidup cermelang.
- Sikap bakhil. Kebakhilan adalah bentuk rendah diri dan keraguan menatap kebersamaan. Engkau akan terpanting dari Kumpulan saudaramu dan tidak memperoleh apapun kecuali kesepian
- Tentang utang. Kesengsaraan paling Nista adalah terbelitnya seseorang karena utang. Harga diri digerogoti dan ketika dia tak mau membayarnya, dia terusuir dari singgasananya dengan hanya membawa rasa pedih.
Manusia ingin mewujudkan harapan atau cita-cita memiliki sikap ketabahan yang sangat kuat. Hidup menjadi bermakna karena ada harapan. Pantaslah Allah SWT menyeru kita untuk tetap memiliki harapan dan menggolongkan mereka sebagai orang yang putus asa.
Begitulah obsesi dirinya untuk mewujudkan harapan (HOPE, yang dapat disingkat Honorable Person), sehingga mengasah mata pikirannya (head), melatih ketabahan dan ketajaman intuisi (heart) dan membuktikannya dengan keterampilan (hand). Etos kerja menyadarkan bahwa untuk meraih Impian harus memiliki kualitas dan bersaing.
Hidup adalah sebuah persaingan, sebabnya menjadikan diri berkualitas tak kenal henti untuk terus belajar, belajar dan belajar. Mereka sadar bahwa tiga potensi dirinya yaitu head, heart dan hand, hanyalah sebuah khayalan bila tidak ditambahkan satu sikap yaitu hard working.
Baca Juga: Melihat Revenge Porn Dari Kacamata Kasus Rebecca Klopper