Pola aktivitas sangat mempengaruhi kesuksesan program diet yang kamu jalani. Pola aktivitas dibagi menjadi banyak jenis seperti aktivitas rekreasi, aktivitas olahraga, aktivitas harian, dan aktivitas pekerjaan. Semua aktivitas yang dilakukan sehari-hari pasti membutuhkan energi, mulai dari kegiatan yang ringan hingga berat.
Sadarkah kamu ketika kamu bernapas saja sudah membutuhkan energi? Terus kok gak ada perubahan sama tubuhmu? Ini karena tubuh membutuhkan kegiatan yang spesifik seperti olahraga agar membakar kalori lebih besar dibanding dengan kegiatan sehari-hari pada umumnya.
Defisit Kalori
Pertama adalah olahraga tanpa surplus atau disebut juga dengan defisit kalori. Apa sih defisit kalori? Defisit kalori itu kondisi di mana kamu membatasi konsumsi kalori harian agar hasil olahraga yang kamu lakukan lebih terlihat. Hasilnya apa sih? Dengan defisit kalori yang diimbangi dengan olahraga teratur, kamu akan lebih cepat membentuk tubuh yang kamu mau.
Dengan catatan bahwa kalori harian yang kamu konsumsi tidak dikurangi secara berlebihan, kenapa? Karena bukannya sehat dan body goal kamu malah bisa jadi kekurangan gizi. Kemudian kamu harus coba olahraga tanpa insulin spike atau yang disebut lonjakan insulin. Bagaimana insulin bisa melonjak? Ketika kamu tidak membatasi waktu memasukkan kalori ke dalam tubuh.
Intermittent Fasting
Coba dengan metode intermittent fasting yang memberikan jeda pada organ pencernaan bekerja. Ketika level insulin rendah dan kamu melakukan olahraga, tubuhmu akan menghasilkan Hormon Glukagon.
Apa sih fungsi Hormon Glukagon? Hormon Glukagon ini jika diimbangi dengan olahraga akan menghasilkan Hormon Sensitive Lipase yang bertugas mengurai lemak.
Olahraga Angkat Beban
Ketiga, kamu bisa menaikkan sistem metabolisme tubuh kamu dengan olahraga tertentu. Olahraga apa sih? Pilihlah olahraga yang bisa menaikkan massa otot kamu. Contohnya angkat beban, kamu nggak perlu jadi member gym buat bisa angkat beban. Kamu bisa memanfaatkan barang-barang di sekitar kamu untuk olahraga.
Olahraga sesuai level heart rate
Lalu olahraga lah dengan level heart rate yang sesuai. Pastikan ketika kamu olahraga, heart rate berada pada level fat burn atau zona pembakaran lemak. Gimana bisa tahu levelnya? Kamu bisa pakai smartwatch atau smartband, tidak perlu yang mahal yang terpenting fungsinya.
Terus gimana cara tahu level ku? Kamu hanya bisa memakai 60%-70% dari angka maximum heart rate kamu. Cara mengetahui maximum heart rate adalah 220 – usia kamu. Jadi jangan salah strategi ya, untuk menghindari kemungkinan buruk cedera ketika berolahraga.
Olahraga di luar kebiasaan
Cobalah untuk melakukan olahraga yang mengagetkan atau di luar dari kebiasaan olahraga dari tubuhmu. Kenapa harus gitu sih? Iya, hal ini akan menstimulasi tubuh untuk beradaptasi dengan kegiatan baru. Jika tubuh kamu menemukan kegiatan yang di luar kebiasaan, maka kegiatan tersebut akan membutuhkan lebih banyak tenaga dibanding yang sebelumnya.
Jangan olahraga berlebihan
Terakhir, kamu harus olahraga dengan masuk akal. Jangan karena kamu terobsesi dengan tubuh yang indah, kamu melupakan kebutuhan konsumsi dan istirahat tubuhmu. Misalnya, jangan sampai kamu melakukan defisit kalori yang berlebih dibarengi dengan olahraga yang berintensitas tinggi.
Olahraga yang berlebihan juga gak akan bikin tubuh kamu semakin sehat, malah semakin lelah. Ingat jika istirahat yang cukup juga merupakan faktor utama dietmu berhasil.
Semua pola aktivitas ini terlihat sepele sepertinya ya? Tapi kamu bisa coba dulu satu-persatu dan kamu akan merasakan perubahannya beberapa bulan kedepan. Tentunya dengan niat dan konsisten dalam menjalani program dietmu ya.
Baca Juga: 5 Hal yang Harus Dipersiapkan Ketika Mendaki di Musim Hujan
Thank you for your sharing. I am worried that I lack creative ideas. It is your article that makes me full of hope. Thank you. But, I have a question, can you help me?
Hello, what can I help you?