“eh lo gendutan ya?”
“eh lo iteman ya, abis dari mana aja lo?”
“eh lo kok tiba – tiba jerawatan?”
Kalimat yang sering terucap sebagai pembuka interaksi dengan orang lain. Kalimat yang dianggap bisa mencairkan suasana namun nyatanya sebaliknya. Taukah kalian bahwa kalimat tersebut bisa saja menimbulkan luka untuk orang lain? Ya, body shaming menjadi hal yang meresahkan akhir – akhir ini.
Menjadikan kondisi fisik orang lain sebagai bahan olok – olok dan bahan bercandaan adalah hal yang sangat tidak bijaksana untuk dilakukan. Body shaming semakin menguatkan bahwa penilaian manusia terletak hanya pada fisiknya saja. Body shaming dapat masuk dalam kategori bullying dan kekerasan verbal, karena dampak dari body shaming dapat menghancurkan mental seseorang.
Dampak yang dihasilkan dari adanya body shaming sangatlah buruk.
Korban body shaming akan merasa tidak cukup atas dirinya sendiri yang kemudian menjadikan hilangnya kepercayaan diri. Kepercayaan diri yang hilang dapat menjadikan korban merasa tidak berharga. Perasaan – perasaan tersebut jika dirasakan secara terus – menerus dapat membuat korban depresi. Seseorang yang depresi akan merasa kehilangan harapan dalam hidupnya, dan memiliki rasa sedih setiap harinya.
Body shaming semakin diperparah saat munculnya kata baper (bawa perasaan), dimana kata tersebut digunakan sebagai tameng saat bercanda.
“yaelah gitu aja baper”
“jangan baperan dong jadi orang, kan cuma bercanda”
Kurangnya kepekaan sosial menjadikan body shaming terus menjamur di sekitar kita. Menanamkan kesadaran bahwa manusia diciptakan dengan berbeda – beda oleh Tuhan adalah suatu keharusan. Dengan kesadaran tersebut akan membuat kita tidak menjadikan fisik orang lain sebagai bahan perbincangan dan akan lebih berhati – hati dalam berucap.
Untuk korban body shaming, hal ini memang tidak mudah untuk dilalui. Merasa tidak cukup atas diri sendiri memang membuat tidak nyaman.
Coba lakukan beberapa hal berikut untuk mengurangi rasa tidak nyamanmu:
Abaikan si Body Shamer
Jika mendapatkan kalimat yang mengandung body shaming abaikan saja. Masuk telinga kiri keluar telinga kanan. Kamu bisa menganggap bahwa ia memiliki kecemburuan atas fisik yang kamu miliki.
Jangan Menyalahkan Diri Sendiri
Apa yang keluar dari mulut si body shamer bukan kesalahamu. Coba tanamkan bahwa bukan kapasitas kita untuk mengendalikan apa yang orang lain lakukan dan katakana kepada kita.
Belajar Mencintai Diri Sendiri dan Ciptakan Inner Spot
Merasa cukup atas diri sendiri dengan meyakini bahwa standar kita bukan orang lain yang menentukan. Tanamkan pemikiran bahwa Tuhan menciptakan kita dalam bentuk terbaik. Berikan afirmasi positif kepada diri sendiri seperti “aku cantik, aku cukup dengan diriku sendiri.” “aku merasa cantik ketika aku merasa cukup”. Atau dapat menuliskan bagian tubuh mana yang paling kamu suka, baca tulisan itu setiap bangun dan akan tidur sebagai bentuk syukur atas apa yang Tuhan beri.
Baca Juga: 6 Cara Menghadapi Lingkungan Toxic di Tempat Kerja biar Tetap Waras