Genre misteri merupakan salah satu genre favorit bagi para pembaca novel, ya genre ini mampu mengikat masuk para pembacanya ke dalam cerita. Sering kali ketika membaca novel atau cerita misteri, para pembaca akan ikut berlomba dan bersaing dengan sang tokoh utama untuk memecahkan masalah.
Dengan berbagai macam plot twist yang mengejutkan, sekilas menulis cerita misteri terlihat sulit, tapi hal tersebut tak sepenuhnya benar. Untuk bisa membuat cerita misteri yang bagus, dibutuhkan sebuah proses yang panjang, kalian harus sering membaca cerita misteri dari banyak penulis, mempelajari tekniknya.
Nah buat kalian yang baru saja terjun ke dunia kepenulisan dan ingin menulis cerita misteri, nih saya ada satu tips untuk kalian. Sangat sederhana, kalian hanya perlu menerapkan 10 Aturan Knox dalam cerita kalian, dijamin deh hasil tulisan kalian akan bagus.
Buat kalian yang belum tahu, 10 Aturan Knox merupakan sebuah panduan atau tips menulis cerita misteri yang dibuat oleh Ronald Knox. Knox sendiri merupakan penulis misteri terkenal pada abad 20 an.
Meski beberapa poin dari aturan Knox ini ada yang sudah ketinggalan saja, tapi tetap saja 10 poin yang dibuat Knox ini sangat membantu dalam menulis cerita misteri. So tanpa basa-basi lagi, mari kita bahas bersama-sama tips menulis menggunakan 10 aturan Knox.
Tips Menulis Menggunakan 10 Aturan Knox
Aturan 1
“The criminal must be someone mentioned in the early part of the story, but must not be anyone whose thoughts the reader has been allowed to follow.”
Dalam aturan pertama, penjahat dalam cerita harus diperkenalkan. Jadi identitasnya tidak boleh disembunyikan sampai titik dimana kejahatannya dibuka. Singkatnya, tidak boleh ada tokoh dalam cerita yang identitasnya tersembunyi, termasuk penjahatnya. Pembaca harus tau semua identitas dari tokoh yang ada dan penjahat dari cerita tersebut haruslah salah satu atau lebih dari semua tokoh yang sudah dikenalkan, tidak boleh diluar itu.
Tujuan poin pertama adalah membuat suasana yang adil, jadi pembaca masih bisa menebak siapa penjahatnya, kalau identitas penjahatnya tak pernah diperkenalkan sama sekali, bagaimana caranya pembaca bisa menebaknya?
Aturan 2
“All supernatural or preternatural agencies are ruled out as a matter of course.”
Hal-hal supranatural sangatlah dilarang dalam cerita misteri. Bayangkan saja dalam dalam cerita pembunuhan di ruang tertutup, ternyata penjahatnya menggunakan santet untuk membunuh korbannya, bagaimana? sangat tidak seru kan? maka dari itu segala macam hal supranatural dan hal-hal diluar nalar sangat dilarang dalam cerita misteri.
Aturan 3
“Not more than one secret room or passage is allowable.”
Pembunuhan ruang tertutup merupakan konsep yang sangat digemari dalam cerita misteri. Salah satu penyelesaian yang paling umum dari kasus ini adalah dengan adanya ruang rahasia. Jika ada lebih dari satu ruang rahasia, maka jalannya cerita akan mengganggu karena pembaca pasti tidak akan bisa menebaknya, dan tentunya hal tersebut akan terasa sangat membosankan.
Aturan 4
“No hitherto undiscovered poisons may be used, nor any appliance which will need a long scientific explanation at the end.”
Jika menggunakan sebuah racun dsbnya, maka penjelasan mengenai racun tersebut harus sudah dijelaskan dalam cerita. Usahakan agar penjelasannya sangat sederhana, tidak perlu menggunakan bahasa sains yang rumit. Hal tersebut membuat para pembaca menjadi lebih nyaman dan bisa terus mencoba untuk memecahkan kasusnya.
Aturan 5
“No Chinaman must figure in the story”.
Terdengar sangat kontroversial memang, tapi tujuan sebenarnya dari aturan ini sangatlah bagus. Tidak boleh ada rasisme dalam cerita misteri. Orang China pasti penjahatnya, Orang Madura pasti pencurinya, Orang islam pasti terorisnya, pemikiran seperti itu sangat dilarang ketika membuat cerita misteri. Usahakan tidak ada minoritas dalam cerita, jika penjahat nya adalah orang kulit hitam, maka buatlah beberapa karakter kulit hitam lain yang sifatnya berseberangan dari sang penjahat.
Aturan 6
“No accident must ever help the detective, nor must he ever have an unaccountable intuition which proves to be right.”
Tidak ada yang namanya kebetulan dalam cerita misteri, semuanya harus disusun secara rapi dan tentunya saling berhubungan. Maka dari itu hindarilah menulis sebuah skenario seperti sang detektif tiba-tiba memiliki firasat kuat dan bisa memecahkan kasus tersebut atau tiba-tiba saja sang penjahat terjatuh sehingga ia bisa tertangkap. Tidak ada jalan pintas, semua harus disusun dengan rapi dan saling berhubungan.
Aturan 7
“The detective must not himself commit the crime.”
Sang detektif tidak boleh merangkap jadi sang penjahat. Ya sebetulnya saya kurang setuju akan hal ini karena ini merupakan konsep yang sangat menarik, tapi untuk eksekusinya terbilang sulit karena harus bisa menyembunyikan fakta tanpa berbohong sedikitpun. Akan jadi sangat tidak masuk akal jika tiba-tiba tindakan detektif sangat bertolak belakang tanpa ada penjelasan yang baik.
Jika kalian sudah pro, maka kalian bisa mengabaikan aturan ini. Untuk kalian yang baru mulai menulis misteri, saya sarankan untuk mengikuti aturan ini karena jika kalian tetap menggunakan konsep detektif adalah penjahatnya, risiko cerita kalian akan jadi jelek semakin besar jika kalian tidak bisa mengeksekusinya dengan baik.
Aturan 8
“The detective must not light on any clues which are not instantly produced for the inspection of the reader.”
Dalam mengumpulkan petunjuk, tidak ada yang instan dan tiba-tiba saja muncul. Pengumpulan petunjuk untuk memecahkan misteri harus dibuat secara bertahap, tidak bisa instan dan muncul begitu saja. Jika kalian melakukan hal tersebut maka bisa dibilang cerita kalian akan terasa hambar dan tidak ada tantangannya karena terlalu mudah penyelesaiannya.
Aturan 9
“The stupid friend of the detective, the Watson, must not conceal any thoughts which pass through his mind; his intelligence must be slightly, but very slightly, below that of the average reader.”
Dalam suatu cerita misteri, biasanya ada satu tokoh yang berperan dalam menjelaskan segala tindak tanduk dari sang detektif. Jika dalam cerita kalian ada tokoh semacam itu, maka buatlah kecerdasannya setara dengan rata-rata pembaca kalian, buat pemikirannya serelate mungkin dengan para pembaca. Dengan begitu penjelasan dan pemikiran dari tokoh tersebut akan mudah dipahami oleh pembaca, sekaligus kalian bisa menyetir pemikiran pembaca kalian untuk masuk ke dalam banyak plot twist.
Aturan 10
“Twin brothers, and doubles generally, must not appear unless we have been duly prepared for them.”
Jika ada tokoh kembar dalam cerita kalian, maka harus kalian jelaskan secara gamblang, tidak boleh disembunyikan. Keberadaan tokoh kembar akan merusak misteri yang ada dan membuatnya tidak seru, bayangkan saja terduga dari cerita misteri yang sudah diungkap oleh detektif ternyata bukan pelaku asli, pelaku asalinya adalah kembaran dari terduga tersebut. Bagaimana? pasti cerita tidak akan seru kalau kembarannya tersebut tiba-tiba saja muncul tanpa dijelaskan terlebih dahulu.
Pada intinya, 10 aturan di atas akan menuntun kalian dan membatasi cerita misteri kalian agar tidak meluber kemana-mana. Dengan mengikuti tips menulis dari masing-masing 10 aturan diatas, cerita misteri buatan kalian akan terlihat sangat masuk akal dan risiko adanya plot hole juga semakin rendah. Sisanya tinggal kreatifitas kalian saja, mau membuat cerita seperti apa.