Nyatanya, memang setiap negara memiliki mitologi masing-masing yang secara langsung mencerminkan bagaimana sebuah budaya berkembang dalam masyarakatnya. Namun tak dipungkiri pula, mitologi-mitologi tersebut ternyata dapat terinspirasi dari mitologi peradaban yang telah ada sebelumnya. Salah satunya adalah Mitologi Slavia yang tumbuh secara damai di wilayah Eropa Timur, Eropa Tengah, hingga Semenanjung Balkan.
Sama halnya dengan mitologi di negara lain, keberadaan mitologi Slavia ini juga anonim alias tidak ada yang tahu siapa pengarang aslinya, hanya saja sebagian besar mitologi tersebut ditulis oleh para biarawan. Yap, negara-negara di wilayah Eropa Timur, Eropa Tengah, hingga Semenanjung Balkan memang mayoritas beragama Kristen, sehingga eksistensi biarawan sangat berperan penting dalam kehidupan mereka.
Dilansir dari thoughtco.com, ada 3 poin penting yang mendasari mitologi Slavia ini yakni,
- Keberadaan mitologi Slavia kuno mampu bertahan selama kurang lebih 6 abad dan mulai ‘ditinggalkan’ setelah masuknya agama Kristen.
- Rata-rata, mitologi Slavia menampilkan sosok dewa dengan aspek ganda dan berlawanan satu sama lain.
- Meskipun sudah ‘ditinggalkan’, tetapi bangsa Slavia masih melaksanakan sejumlah ritual dan perayaan untuk musim panen.
FYI, keberadaan bangsa Slavia itu berbeda ya dengan bangsa Nordik meskipun keduanya sama-sama menempati wilayah benua Eropa. Jika melihat pada Wikipedia.org, populasi bangsa Slavia mayoritas berada di negara Rusia, sementara bangsa Nordik ada di negara Norwegia, Denmark, Belgia, hingga Jerman Utara.
Bagaimana Awal Mula Munculnya Mitologi Slavia?
Perlu diketahui bahwa eksistensi mitologi Slavia ini telah dipadu-padankan dengan kepercayaan pagan pra-Kristen di wilayah Eropa Timur, Eropa Tengah, hingga Semenanjung Balkan. Alhasil, hal-hal yang melingkupi mitologi ini pasti akan berkenaan dengan agama Kristen yang berkembang di wilayah tersebut.
Dilansir dari historycooperative.org, keberadaan mitologi Slavia ini berasal dari zaman Neolitikum (sekitar 10.000 – 4.500 SM), tepatnya pada periode Proto-Indo-Eropa.
Periode Proto-Indo-Eropa ini mengacu pada rumpun bahasa yang digunakan sebagai bahasa sehari-hari oleh mayoritas masyarakat Eropa, dan sebagian besar Asia Selatan hingga Asia bagian barat daya. Jadi, kata ‘Indo’ disini mengacu pada wilayah ‘India’ ya bukan ‘Indonesia’.
Lalu, suku Proto-Slavia tersebut kemudian malah terpecah menjadi 3 kelompok yakni Slavia Timur, Slavia Barat, dan Slavia Selatan. Meskipun suku Proto-Slavia ini tercerai-berai, tetapi masing-masing kelompok ‘berhasil’ menciptakan mitologi, dewa, hingga ritual lokal yang masih berlandaskan pada legenda asli Proto-Slavia. Pada kelompok Slavia Timur, mitologi dan tradisi mereka lebih tumpang tindih dengan mitologi Iran (Persia), karena wilayahnya yang berdekatan.
Konsep mitologi Slavia pada dasarnya hampir sama dengan mitologi Yunani maupun Romawi, yakni berupa konsep “Bapa Langit”, “Ibu Bumi”, dan kehadiran beberapa ilahi lainnya.
Berapa Lama Mitologi Slavia Bertahan dalam Masyarakat?
Seperti yang dikemukakan sebelumnya, mitologi Slavia ini mampu bertahan dalam kehidupan bangsa Slavia selama kurang lebih 600 tahun alias 6 abad. Nah, pada akhir abad ke-12, datanglah para penjajah Denmark ke wilayah Slavia dan secara tidak langsung menyebarkan agama Kristen.
Kala itu, Raja Valdemar I yang telah memerintah Denmark selama 1157-1182, memiliki seorang penasihat bernama Uskup Absalon. Kehadiran Uskup Absalon -lah yang kemudian ‘mengajak’ bangsa Slavia untuk mengganti agama pagan Slavia lama dengan agama Kristen.
FYI, Agama pagan adalah kepercayaan suatu masyarakat yang menganggap bahwa Tuhan itu berupa manusia, baik dari segi fisik maupun sifatnya.
Suatu hari, Uskup Absalon yang sejatinya adalah seorang pimpinan Gereja memerintahkan bangsa Slavia untuk menggulingkan patung dewa Svantovit di kuil Arkona. Peristiwa itulah yang menjadi akhir dari kepercayaan paganisme Slavia Kuno dan awal untuk agama Kristen di wilayah Eropa Timur, Eropa Tengah, hingga Semenanjung Balkan.
Dewa Perun, Sosok Dewa Terkuat Dalam Mitologi Slavia
Jika dalam mitologi Romawi dan Yunani, Zeus ditunjuk sebagai dewa terkuat. Nah, dalam mitologi Slavia juga memiliki sosok dewa terkuat yakni Perun.
Dewa Perun dianggap sebagai “Bapa Langit” yang sekaligus menjadi dewa badai, dewa hujan, dewa perang, dewa hukum, hingga dewa kesuburan bagi bangsa Slavia.
Nah, dalam mitologi ini, Dewa Perun yang merupakan dewa utama, menikah dengan Dewi Mokosh. Atas pernikahannya tersebut, Dewa Perun dikaruniai anak kembar bernama Jarylo dan Marzanna (sebenarnya ada juga 9 anak lainnya tetapi tidak diketahui siapa namanya.
Keberadaan Dewa Perun ini banyak disembah oleh masyarakat Slavia Timur. Menurut culture.pl, agama pagan yang termuat dalam Mitologi Slavia juga dianut oleh para anggota kerajaan, salah satunya Pangeran Vladimir Agung yang memimpin wilayah Slavia.
Sebelum Pangeran Vladimir Agung masuk agama Kristen, Beliau sempat memerintahkan para rakyatnya untuk mendirikan patung pemujaan Dewa Perun (tentunya dengan beberapa patung berhala Pagan lainnya) di luar istana Kiev. Sebagian besar patung Dewa Perun terbuat dari kayu yang kemudian dilapisi dengan perak, sementara pada bagian kepala dan kumis terbuat dari emas.
Sekitar tahun 988, tepatnya saat wilayah Kadipaten Kiev mulai menganut agama kristen, para pemimpin kerajaan mulai memerintahkan supaya patung-patung berhala dimusnahkan. Salah satunya adalah patung Dewa Perun yang dihancurkan dengan cara diikat ke tubuh kuda dan diseret menuruni bukit, kemudian barulah dibuang ke Sungai Dnieper.
Itulah mengapa, kultus terkuat dari pemujaan agama pagan Slavia ini paling banyak ditemukan pada masa pemerintahan Vladimir Agung. Meskipun saat itu, Vladimir Agung sudah terang-terangan mengganti berhala dengan agama Kristen, tetapi perubahannya tidak berjalan secara drastis. Barulah di abad ke-12 M, kultus pagan ini telah dianggap punah karena sebagian besar bangsa Slavia sepenuhnya menganut agama Kristen.
Mitologi Slavia Dalam Bentuk Ritual dan Festival
Sekalipun bangsa Slavia telah menganut agama Kristen, tetapi mereka masih percaya dengan mitologi-mitologi Slavia, sebab dianggap sebagai cerita turun-temurun. Yap, masih banyak ritual bangsa Slavia yang didasari pada mitologi Slavia, seperti Velja Noc, Kupala, hingga Koleda.
1. Velja Noc
Sebelumnya, kamu harus tahu bahwa bangsa Slavia memiliki kalender tersendiri yang disebut sebagai kalender Gregorius. Setiap nama bulan dalam kalender Gregorius ini berasal dari fenomena alam maupun kondisi cuaca yang terjadi, sehingga dapat berpengaruh pada kegiatan masyarakatnya seperti pertanian.
Nah, festival Velja Noc ini diadakan pada bulan Februari yang ternyata bertepatan dengan perayaan Paskah. Dalam festival ini, diyakini bahwa para roh orang-orang mati akan berkeliaran di bumi dan kemudian mengetuk pintu rumah keluarga mereka yang masih hidup.
Lalu, akan ada sosok dukun yang mengenakan pakaian khusus bertugas untuk mencegah para roh tersebut melakukan kejahatan.
2. Kupala
Festival Kupala biasa disebut sebagai Night Kupala yang menjadi hari raya para masyarakat Slavia Timur. Diyakini bahwa festival Kupala ini bertepatan dengan kelahiran St. John the Baptist.
Dalam tradisi mereka, hari Kupala dihormati sebagai hari dimana terjadinya titik balik matahari pada musim panas. Nah, akan ada banyak aktivitas yang dapat dilakukan pada hari festival Kupala ini. Mulai dari mengumpulkan tumbuhan bunga, menghias wajah rekan hingga rumah, menyalakan api unggun, menari, menyanyi, dan lainnya.
Perayaan festival Kupala ini dihubungkan dengan pernikahan dewa dan dewi kesuburan. Itulah mengapa, tak jarang saat festival ini diadakan akan ada banyak pasangan muda-mudi yang merayakannya dengan aktivitas seksual.
3. Festival Koleda
Festival Koleda menjadi festival bangsa Slavia kuno pra-Kristen yang sekaligus menandai terjadinya titik balik matahari musim dingin.
Dulu, bangsa Slavia percaya bahwa musim dingin yang biasanya gelap dan dingin, dapat menjadi batas untuk dunia spiritual dan dunia fana. Alhasil, festival ini dirayakan dengan cara menyalakan lilin dan api unggun supaya memberi cahaya dan mengusir roh jahat yang mendekat. Di sisi lain, dinyalakannya lilin dan api unggun juga sebagai lambang akan kembalinya matahari untuk menghangatkan bumi, terutama tanah Slavia.
4. Festival Panen Gandum
Ada pula perayaan untuk merayakan panen ladang gandum yang diadakan pada akhir musim panen setiap tahunnya. Tentu saja, festival ini akan mengajak para pendeta dan ahli gandum.
Para pendeta akan memohon kepada Tuhan supaya panen di tahun berikutnya dapat melimpah ruah.
Eksistensi Mitologi Slavia Dalam Budaya Modern
Siapa sangka bahwa mitologi Slavia kembali ‘diungkit’ melalui beberapa film maupun video game populer saat ini.
Contohnya video game The Witcher 3: Wild Hunt (2016) dan Thea: The Awakening (2015) yang mengambil latar cerita rakyat Slavia. Lalu, salah satu legenda Slavia yang paling terkenal yakni Baba Yaga juga muncul di game terkenal Rise of the Tomb Raider (2015).
Selanjutnya, ada film Fantasia Disney (1940) yang menampilkan sosok Czernobog sebagai iblis hitam besar dalam serialnya Night on Bald Mountain. Ada pula film-film Rusia seperti Finest, the Brave Falcon, dan Last Night yang sama-sama mengambil latar legenda Slavia Kuno.
Jangan lupa juga, pada serial televisi STARZ, American Gods (2017), juga memiliki tokoh Zorya dan Czernobog.
Sumber:
https://culture.pl/en/article/what-is-known-about-slavic-mythology