Lokomosi
Lokomosi puisi karya Ratu

Aku berjalan kian pelan, kian enggan

Bertanya pada setiap langkah kaki

Apa yang telah aku perbuat?

Di kehidupan sebelumnya, 

Aku dan kamu hanyalah remaja dengan 

cerita-cerita cita juga

cerita-cerita bernada yang seirama

Atau bahkan kita hanyalah gabungan cerita naif

Yang kian hari kian menemukan

Ketidakselarasan rasa?

Namun bintang-bintang dan

Langit-langit sore hari yang kita lihat,

Juga kedai kopi dan cerita penulis Buku Dilan,

Serta lagu-lagu yang harus kita hafal bersama,

Adalah hal-hal yang dalam lembar ingatanku

Berada pada posisi atas dengan laci yang kuncinya

Masih ku simpan

Pada tempat yang mungkin hanya aku yang tau

Ketika aku berusaha

Mencapai apa-apa yang perlu,

Aku berlokomosi, 

Mengurangi tekanan,

Walaupun begitu,

Secara sengaja,

Atau mungkin tak sengaja, 

Kamu berdiri di depanku:

“Mari melanjutkan hidup

Dengan menyematkan benang tipis

Yang sewaktu-waktu 

Kamu bisa menariknya lagi 

ketika aku sudah berjalan jauh. 

Share Artikel Ini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Artikel Lainnya