Sandwich generation adalah seseorang yang terjebak diantara dua generasi yang harus dihidupi. Seorang sandwich generation harus menanggung kehidupan satu generasi di atasnya (orang tuanya) dan satu generasi di bawahnya (anak-anaknya).
Menjadi sandwich generation tidaklah mudah, karena menanggung beban lebih dari yang lain. Dilansir dari penelitian Khalil 2022, yang menunjukkan jika seorang sandwich generation cenderung lebih mudah stress dan mengalami gangguan kecemasan. Hal tesebut tentunya dapat mengganggu dalam beraktivitas sehari-hari.
Berikut merupakan 3 cara yang dapat dilakukan agar tetap waras saat menjadi sandwich generation:
Memiliki Rasa Self-Compassion
Self-Comppasion adalah adalah rasa menyayangi diri sendiri. Lebih lengkapnya adalah pemahaman dan kebaikan hati saat dalam kesulitan atau sedang melakukan kesalahan. Self-Compassion sendiri dapat ditanamkan dengan melakukan tiga hal berikut:
- Self-Kindess adalah tindakan untuk berbuat baik pada diri sendiri ketika kita sedang melakukan kesalahan. Kita menanamkan kesadaran bahwa kita adalah manusia yang memang diciptakan dengan ketidaksempurnaan. Kesalahan adalah hal wajar dan dialami oleh semua orang. Dengan memiliki rasa self-kindess kita akan merasa jika apa yang kita lakukan dan usahakan untuk memenuhi kebutuhan orang lain sudah lebih dari cukup.
- Common humanity adalah keyakinan bahwa pengalaman menyakitkan merupakan bagian dari perjalanan hidup sebagai manusia. Menjadi sandwich generation memang terkadang melelahkan hingga menimbulkan rasa kesakitan tersendiri. Kita harus menyadari bahwa perasaan tersebut adalah valid, dengan begitu memiliki rasa common humanity akan membantu kita menjadi tidak terasingkan ketika sedang dalam kesakitan.
- Mindfulness adalah cara kita berfikir mengenai situasi yang sedang kita hadapi. Menjadi sandwich generation sering kali menjadikan kita mudah terbawa emosi. Namun, dengan mindfulness kita bisa melihat prespektif yang seimbang antara logika dan perasaan.
Meluangkan Waktu untuk Diri Sendiri
Menjadi sandwich generation sering kali membuat kita lupa kepada diri sendiri karena meletakkan orang lain sebagai prioritas utama yang selalu diusahakan. Padahal, diri kitalah yang seharusnya berada pada prioritas pertama. Karena jika kita tidak baik-baik saja, bagaimana mungkin bisa mengusahakan orang lain untuk bisa dalam kondisi baik.
Meluangkan waktu untuk diri sendiri memiliki banyak manfaat, diantaranya adalah meningkatkan konsenterasi otak, membantu mengenal diri sendiri, mengurangi kecemasan dan stress serta dapat memperbaiki kualitas tidur. Meluangkan waktu untuk diri sendiri akan membuat kita menjadi pribadi yang siap untuk melewati banyak hal berikutnya.
Olahraga dan Konsumsi Vitamin D
Olahraga dengan takaran yang cukup dapat meningkatkan endorphin dalam tubuh. Hormon endorphin dapat memperbaiki suasana hati dan mengurangi stress. Mengurangi stress dan kecemasan juga dapat dilakukan dengan mengkonsumsi vitamin D.
Vitamin D bisa didapatkan dari beberapa makanan seperti salmon, kuning telur, daging merah dan bayam. Dengan mengonsumsi makanan tersebut, dapat membuat kita lebih relax dan tenang dalam menjalani hari-hari sebagai sandwich generation.
Menjadi sandwich generation memang tidak mudah, banyak hal yang harus dikorbankan, banyak mimpi dan ego yang harus diredam dan banyak kesakitan yang sering dirasakan. Tapi percayalah bahwa kalian tidak sendirian dan percayalah akan selalu ada jalan.
Melalui tulisan ini, penulis ingin merangkul dan memeluk dari jauh kalian yang mungkin sedang berada pada fase dan proses yang sama. Mari saling menguatkan untuk menyelesaikan “misi” ini tanpa penyesalan. Kalian hebat, lebih dari yang kalian bayangkan.
Kahlil Raihan Akbar dan Meilanny Budiarti Santoso. 2022. Generasi Sandwich: Konflik Peran dalam Mencapai Keberuntungan Sosial. Psikologi. 12(1): 77-87
Baca Juga: Masih Sulit Menyampaikan Pendapat Dihadapan Orang Tua? Begini Caranya