Buat kamu yang masih asing dengan nama Colosseum, tidak apa-apa, toh bangunan ini memang tidak ada di negara kita sehingga wajar jika tidak mengetahuinya. Nah, melalui artikel ini kamu akan memahami secara perlahan apa itu bangunan Colosseum yang dihormati sejak Kekaisaran Romawi bahkan hingga detik ini.
Bangunan Colosseum berada di kota Roma, Italia, yang pada dasarnya merupakan arena gladiator raksasa. Bangunan ini dibangun oleh Kaisar Romawi Ke-9 bernama Vespasianus yang kemudian diselesaikan oleh anaknya, Titus.
Saking besarnya, arena gladiator Colosseum ini menjadi karya terbesar di bidang arsitektur Kekaisaran Romawi dan mampu menampung sekitar 50.000 orang penonton.
Mengingat zaman dahulu masih terdapat kasta sosial, maka tingkatan pada tempat duduknya didasarkan pada status sosial penontonnya.
Parade Circenses
Hal pertama yang bakal terjadi di Colosseum adalah sebuah parade yang diadakan sebelum pertarungan gladiator resmi. Parade Circenses ini berupa adanya bangsawan muda yang menunggang kuda kemudian diikuti oleh anak laki-laki yang berjalan kaki, disertai dengan prajuritnya.
Berhubung ini adalah parade, maka tentu saja akan ada iringan musik dari alat auloi yang ditiup dan kecapi. Setelah itu, muncul tim paduan suara dan penari bersenjata. Proses parade ini akan diakhiri dengan seorang laki-laki yang membawa mangkuk emas dan parfum, diikuti dengan diangkatnya patung dewa menggunakan tandu.
Para penari ini akan dibagi berdasarkan umur atau status sosialnya.
Pertarungan Hewan (Venationes)
Dapat dikatakan, acara Venationes alias pertarungan hewan menjadi tontonan paling utama yang ditunggu-tunggu para penonton. Jika kamu pernah menonton film Gladiator pasti akan tahu bahwa bangunan Colosseum memang seolah digunakan untuk mengadu binatang-binatang buas.
Yap, acara Venationes ini tidak sekadar konten mengadu binatang buas saja, tetapi juga antara manusia melawan binatang. Manusia-manusia yang dijadikan sebagai “bahan” pertarungan itu biasanya adalah penjahat, tawanan perang, maupun pemburu hewan yang sudah terlatih.
Acara Venationes ini pertama kali ditampilkan pada abad ke-2 SM yang terinspirasi oleh Alexander Agung dengan hobinya mempertarungkan binatang. Namun akhirnya dihapuskan pada abad ke-5 M.
Ada banyak binatang-binatang buas yang “harus” mati di bangunan Colosseum ini. Mulai dari beruang, buaya, banteng, singa, macan kumbang, bahkan serigala sekalipun. Konon, binatang yang mengharuskan adanya perawatan khusus demi acara ini adalah serigala.
Eksekusi Para Terpidana (Lusi Meridiani)
Kegiatan lain yang biasa dilakukan di Colosseum adalah eksekusi para terpidana, yang disebut dengan nama Lusi Meridiani. Secara tidak langsung, kegiatan ini seolah memperlihatkan kepada masyarakat Romawi atas kekuasaan pemerintah Romawi yang bertujuan sebagai bentuk kontrol sosial sekaligus mencegah adanya kejahatan.
Salah satu metode Lusi Meridiani yang dianggap kejam adalah Damnatio ad Bestias alias membunuh para terpidana menggunakan binatang buas. Yap, pemerintah Romawi akan mengerahkan berbagai macam hewan liar terutama singa untuk mengakhiri hidup para terpidana yang telah melanggar hukum tersebut di depan umum. Para terpidana yang dihukum itu akan “dihadirkan” dalam keadaan telanjang, tanpa senjata maupun alat pertahanan satu pun.
Metode eksekusi ini sering digambarkan melalui mozaik-mozaik peninggalan bangsa Romawi.
Adapun metode eksekusi lainnya adalah dengan membiarkan terpidana berkelahi satu sama lain. Setelah itu, barulah jenazah para terpidana yang telah meninggal dunia dipindahkan.
Permainan Gladiator
Dapat dikatakan bahwa permainan Gladiator ini justru acara puncaknya. Kegiatan ini berupa pertarungan sesama petarung bersenjata yang dilakukan di depan umum sebagai tontonan masyarakat. Alhasil, kegiatan ini tidak sekadar bertarung saja tetapi justru menjadi duel yang dramatis.
Biasanya, orang-orang yang menjadi pemain Gladiator bukanlah masyarakat umum, melainkan orang-orang buangan. Mulai dari tawanan perang, budak, hingga terpidana mati. Namun, ada pula pemain Gladiator yang merupakan masyarakat biasa tetapi terpaksa mengikuti kegiatan duel ini demi uang.
Para pemain Gladiator ini kemudian dilatih di sebuah sekolah Ludus yang dibimbing oleh seorang mantan Gladiator.
Dalam perkembangannya, nama para pemain Gladiator bergantung pada “bangsa” dan senjata yang digunakan. Setidaknya, ada 4 nama bangsa yang sebelumnya pernah dikalahkan oleh tentara Romawi, yakni Samnites, Thracia, Murmillo, dan Retiarius. Nah, 4 nama bangsa tersebut dijadikan sebagai kategori pemain Gladiator.
Bangsa Samnites berhasil dikalahkan oleh tentara Romawi pada masa-masa awal pembentukan pemerintahan Roma. Alhasil, persenjataan para pemain Gladiator yang mendapatkan nama Samnites ini akan lebih berat dibandingkan lainnya. Adapun pemain Gladiator yang mendapatkan nama Thracia biasanya akan melawan pemain dengan nama Murmillo.
Di sisi lain, pemain Gladiator dengan kategori nama Murmillo akan mengenakan helm logam berlambang ikan, baju besi dengan logam menyerupai sisik ikan, dan pedang bergaya Yunani. Lalu, pada kategori Retiarii akan mengenakan senjata yang lebih ringan yakni baju besi di lengan dan bahu saja.
Sumber:
https://www.thecollector.com/colosseum-day-events/
https://www.thecollector.com/gladiators-tragic-heroes-in-ancient-rome/