Aku merayakan diriku sendiri.
Makasih sudah menjadi yang terkuat di tengah piruknya pertikaian batin.
Makasih untuk selalu menjadi waras ditengah badainya virus menggila.
Makasih untuk selalu menjadi pemenang ditengah tumbangnya jiwa yang lelah.
Aku sudah sekuat sekarang!!
Aku mengajak jiwa yang lelahku untuk menari, tak peduli jika harus menari di atas genangan darah.
Aku merayakan rambutku yang kini sudah melebihi bahu, aku merayakan kulitku yang kini tak pernah nampak noda merah.
Aku tidak peduli mereka! Persetanan dengan tempat pulang.
Aku akan membangun istanaku sendiri dengan canda tawa, aku akan menghapus arah pulang menuju racun duka yang mereka sebut rumah!!