Disinyalir, Himmapan adalah sebutan untuk sebuah hutan legendaris yang terletak di bukit Gunung Himmanpan atau pegunungan Himalaya. Kosakata ‘Himmapan’ ini muncul pertama kali dalam literatur Thailand bernama Traibhumikatha.
Nah, dalam literatur Traibhumikatha tersebut secara gamblang menjelaskan bahwa Himmapan atau Himavanta ini adalah sebuah hutan berisikan gunung dan berbagai makhluk mitos baik yang berukuran besar maupun kecil. Diketahui juga, hutan Himmapan ini turut menjadi tempat tinggal bagi roh dan dewa-dewi.
Kisah tentang Hutan Himmapan selalu dikaitkan dengan tiga alam yang konon diciptakan oleh Si Satchanalai. Hutan rahasia ini dianggap memiliki hubungan dengan dunia nyata (alias dunia yang kita tinggali saat ini).
Konsep dari keberadaan Hutan Himmapan ini berhubungan dengan kosmologi Buddha.
Jadi, jangan anggap bahwa makhluk mitos itu hanya dimiliki oleh keyakinan bangsa Romawi maupun Yunani saja, seperti sphinx, cerberus, kraken, dan lainnya. Di Asia Tenggara khususnya Thailand pun juga punya banyak makhluk mitologi berukuran raksasa bahkan hingga adanya sebuah pohon yang menghasilkan buah berbentuk wanita cantik.
Dapat dikatakan, makhluk-makhluk mitos Himmapan ini menunjukkan keyakinan Brahmanisme maupun hasil dari pengaruh kesenian Tiongkok dan Barat. Dilansir dari himmapan.com, Tuan Chuang Salelanont telah menulis buku berjudul “Thai Silpa” pada tahun 1951 dan mengkategorikan beberapa klan makhluk mitologi Thailand.
Nah, berikut ini ada 4 jenis kelompok makhluk mitologi Thailand yang terbagi atas klan gajah, klan singa, klan kuda, dan klan burung
Klan Gajah
1. Karintha Paksa
Makhluk mitologi asal Thailand yang satu ini memiliki ciri utama berwarna hitam, dengan telinga merah dan berekor burung.
Karinthapaksa atau Karinpaksa merupakan nama untuk seekor gajah terbang yang berkulit warna hitam, dengan sayap dan ekornya berwarna merah yang menyerupai burung sehingga Karintha Paksa dapat terbang secara cepat.
Di sisi lain, Karintha Paksa juga memiliki sepasang gading untuk melindungi dirinya dari marabahaya apapun dan untuk mematahkan dahan maupun sayuran sebagai makanannya.
2. Erawan
Dalam sastra klasik India, Ramayana, terdapat makhluk mitologi bernama Erawan yang sangat besar (bahkan seukuran gunung!). Gajah Erawan menjadi gajah paling mulia karena wujud dari anugerah ajaib Dewa Siwa kepada Dewa Indra.
Gajah Erawan digambarkan memiliki tubuh kuat yang berwarna putih perak dengan 33 kepala! Yap, pada masing-masing kepala pun memiliki 7 gading dengan panjang sekitar 16 meter. Konon saking besarnya gading tersebut, di dalam gadingnya hidup ribuan bidadari dan pelayan.
Sayangnya, seiring berjalannya waktu Gajah Erawan ini jarang digambarkan berkepala 33. Para seniman lebih memilih senang melukiskan Gajah Erawan sebagai gajah berkepala 3.
3. Hem Hudtee
Hem Hudtee masuk dalam klan gajah sebab makhluk mitologi ini memang berwujudkan gajah berwarna emas dan memiliki kekuatan super. Konon, gajah Hem Hudtee ini hidup secara berkelompok.
Hampir sama dengan gajah Chattan Hudtee, gajah ini pun turut menghiasi sisi utara Kerajaan Thailand terutama untuk menghiasi krematorium dalam Upacara Kremasi Kerajaan Yang Mulia Raja Bhumibol Adulyadej.
4. Kunchon Waree
Selanjutnya ada Kunchon Waree yang berwujud layaknya hewan gajah tetapi ekornya mirip ikan dan hidup di Laut Sitandra. Kono, Kunchon Waree ini dapat berenang sangat baik, bak ikan yang memiliki ekor serupa.
Kunchon Waree sering menjadi objek lukisan yang diletakkan di beberapa kuil seperti Wat Chong Nonsi.
Pada tahun 1996, masyarakat Karen yang hidup di hutan perbatasan Thailand pernah membuat heboh publik karena mengaku mereka menemukan wujud nyata dari Kunchon Waree atau gajah air ini. Ukurannya sangat kecil dan bahkan bisa diletakkan di telapak tangan. Hal tersebut semakin membuat gempar karena saat dilakukan proses rontgen, ternyata ada berbagai kerangka yang mirip dengan hewan gajah.
Lalu pada tahun 2009, pembicaraan tentang gajah air ini semakin ramai dan bahkan terjadi transaksi jual-beli atas keberadaan gajah air tersebut. Kala itu memang masyarakat masih percaya dengan penemuan aneh seperti itu. Harganya pun mencapai 3-5 juta baht (sekitar Rp2 milyar).
Akhirnya pada 2 September 2009, seorang Direktur Kantor Penelitian Paleontologi dan Museum Geologi Departemen Sumber Daya Mineral, Warawut Sutheetorn, menyatakan bahwa gajah air itu tidak ada.
Beliau menjelaskan bahwa kerangka sosok gajah air yang dipuja-puji masyarakat itu adalah kerangka hewan pengerat yang diyakini seekor tikus. Hal ini juga disetujui oleh Professor Sompot Srikosamatra dari Departemen Biologi Universitas Mahidol, yang mengatakan bahwa bentuk belalai dan gading pada kerangka tersebut adalah moncong dari tikus.
Klan Singa
1. Kraisorn Rajasri
Dilansir dari himmapan.com, Kraisorn Rajasri pertama kali disebut dalam sebuah legenda Phra Wesandon. Makhluk mitologi ini digambarkan sebagai hewan ajaib berbadan singa putih dengan surai berbulu dan spiral di bagian tubuhnya.
Konon, Kraisorn Rajasri adalah sosok singa berkekuatan besar dari salah satu 4 singa yang hidup di Hutan Himmapan. Sama halnya dengan singa, Kraisorn Rajasri ini pun juga gemar memburu hewan kecil maupun besar.
2. Kala Sriha
Selanjutnya adalah Kala Sriha yang menjadi singa ke-2 di Hutan Himmapan. Ciri utamanya adalah bertubuh hitam dan ukurannya sebesar banteng. Jika singa pada umumnya merupakan karnivora, Kala Sriha ini justru herbivora alias hanya makan tumbuh-tumbuhan.
Meskipun demikian, Kala Sriha tetap memiliki kekuatan hebat. Salah satunya adalah suara aumannya dapat menimbulkan rasa sakit pada hewan lain.
3. Tinna Sriha
Tinna Sriha menjadi singa ke-3 di Hutan Himmapan yang memiliki ciri khas tubuh berwarna merah dengan kaki yang berkuku seperti kuda. Sama seperti Kala Sriha, singa ini pun juga merupakan seekor herbivora khususnya rumput-rumputan.
4. Bandhu Rajasri
Bandhu Rajasri adalah singa ke-4 di Hutan Himmapan yang berwarna kuning dan dianggap sebagai predator terbesar. Yap, makhluk mitologi ini diyakini memakan apa saja seperti rusa, kerbau, gajah, bahkan hingga manusia sekalipun!
Klan Kuda
1. Durong Kraisorn
Durong Kraisorn merupakan makhluk mitologi Thailand dari Hutan Himmapan yang berbentuk hewan kuda. Konon, makhluk ini adalah persilangan antara singa dan kuda.
Menurut legenda, Durong Kraisorn berwujud kuda berwarna merah, dengan ekor hitam, dan kukunya pun hitam. Namun kepalanya justru berbentuk singa. Itulah mengapa, makhluk ini dianggap sebagai ‘kolaborasi’ antara singa dan kuda.
FYI, ciri-ciri Durong Kraisorn ini mirip dengan makhluk bernama Tothep Assadon.
2. Hemara Ussadorn
Selanjutnya adalah Hemara Ussadorn yang tentu saja berwujud kuda, tetapi kepalanya berupa singa dengan mulut buaya. Yap, makhluk ini bahkan biasanya terlihat seperti angsa ala Thailand.
3. Durong Paksin
Durong Paksin menjadi kuda ke-3 di Hutan Himmapan yang memiliki sayap dan ekor layaknya burung. Tubuhnya berwarna putih bersih, sedangkan bagian leher, kuku, dan ekornya berwarna hitam.
Makhluk Durong Paksin ini sering disamakan dengan Pegasus dari mitologi Yunani.
4. Mah Nin Mungkorn
Jika dialihbahasakan, makhluk ini bernama Kuda Naga Onyx sebab memang bentuknya setengah kuda dan setengah naga. Konon, bentuk makhluk ini dipengaruhi oleh makhluk Qilin dari China.
Menurut legenda, Mah Nin Mungkorn ini milik Sudsakhon, seorang anak hasil hubungan antara putri duyung dengan manusia.
Saking legendarisnya, makhluk mitologi ini dijadikan simbol pada klub bola Rayong FC di Liga Thailand.
Klan Burung
1. Garuda
Siapa sih yang tidak tahu eksistensi dari burung Garuda dan bahkan telah diabadikan sebagai lambang negara kita ini. Yap, burung Garuda memang sejatinya adalah makhluk mitologi kok alias tidak pernah ada di dunia nyata. Namun, filosofi dalam burung Garuda memiliki nilai-nilai agung terutama dalam Mitologi Hindu.
Dalam literatur Thailand, terutama yang mengadaptasi hakikat Hindu, menjadikan Garuda sebagai makhluk paling penting di Hutan Himmapan. Wujud Garuda digambarkan sebagai setengah manusia dan setengah burung. Disinyalir, Garuda adalah kendaraan utama dari Dewa Hindu yakni Wisnu (Dewa Narayana).
Berbeda legenda, berbeda pula visualisasi dari sosok Garuda ini. Namun biasanya Garuda akan dideskripsikan memiliki kepala, baru, sayap, dan cakar burung elang. Sementara itu, tubuhnya adalah manusia dengan wajah yang amat putih. Sayapnya berwarna merah dan emas mengkilat.
Ada banyak legenda yang mengangkat eksistensi Garuda ini diantaranya literatur Pali dan Sansekerta. Literatur Pali bersumber dari naskah Tripitaka.
Usut punya usut, ternyata tidak hanya Indonesia saja yang menjadikan Garuda sebagai suatu simbol, tetapi juga Thailand. Sosok Garuda dengan sayap terbentang telah dijadikan sebagai simbol penting atas keberadaan raja-raja Thailand sejak zaman Ayutthaya (sekitar 1350-1767).
Pada masa itu, masyarakat Thailand dengan legowo menerima agama Devaraja dari India sehingga menganggap kendaraan Dewa Narayana alias Dewa Wisnu itu menjadi sosok yang sakti.
Biasanya, simbol Garuda ini mewakili raja dan sering dijadikan stempel kerajaan oleh kerajaan, keluarga kerajaan, hingga pemerintahan Thailand.
2. Nok Hussadiling
Makhluk mitologi Thailand elanjutnya ada Nok Hussadiling yang berwujud burung besar dengan belalai dan gading seperti gajah.
Pada kebudayaan Thailand, patung berbentuk Nok Hussadiling raksasa sering dijadikan ‘tempat’ untuk upacara kremasi. Konon, siapapun yang dikremasi dalam Nok Hussadiling ini menunjukkan bahwa semasa hidupnya, mending memiliki pahala yang besar dan membawanya ke surga.
3. Kinnaree/Kinnanorn
Kinnaree atau Kinnanorn menjadi burung ke-3 yang hidup di Hutan Himmapan yang berupa makhluk setengah burung dan setengah manusia. Bagi burung betina disebut sebagai Kinnaree, sementara burung jantan disebut Kinnanorn.
Keberadaan makhluk Kinnaree maupun Kinnanorn ini ada di dalam agama Hindu dan Buddha.
Dilansir dari th.wikipedia.org, makhluk Kinnaree maupun Kinnanorn diyakini tinggal di Hutan Himmapan dan sangat terampil dalam hal tari, musik, hingga puisi.
Eksistensi makhluk pasangan Kinnaree ini ternyata tidak hanya ada di Thailand saja, tetapi juga di sekitar negara Asia Tenggara tak terkecuali di Indonesia.
Di Burma, keberadaan Kinnaree sempat diabadikan sebagai lambang bendera dari Negara Bagian Kayah. Di negara tersebut, pasangan Kinnaree ini pun dianggap sebagai simbol dari orang-orang kaya.
Sementara itu di Kamboja, ada banyak literatur yang menyebutkan adanya pasangan Kinnaree ini tetapi dengan nama Khmer. Khmer dianggap sebagai simbol dari keindahan dan tarian bagi masyarakat Kamboja.
Lalu di Indonesia, keberadaan pasangan Kinnaree dapat kita temui di sekitar Candi Borobudur maupun Candi Prambanan.
4. Nok Tantima
Selanjutnya ada Nok Tantima yang memiliki badan seperti Garuda dengan kepala burung dan selalu membawa tongkat kemanapun dirinya pergi. Jika secara harfiah, kata ‘Tantima’ atau ‘Thandima’ dapat diterjemahkan sebagai ‘pemegang tongkat’.
Jika kamu ingin melihat patung berbentuk Non Tantima ini, kamu dapat melihatnya di Museum Nasional Bangkok sebelah barat.
Sumber:
https://pratinsiri.wordpress.com/
https://www.thailandfoundation.or.th/culture_heritage/thai-mythical-creatures-where-to-find-them/