Kamu pernah ngerasa pengen coba untuk produktif, tapi merasakan kesulitan untuk bergerak dan coba konsisten? Kalau iya, kamu ada di artikel yang tepat nih.
Aku mau bagikan beberapa tips untuk membangun habit dengan cara yang unik. Ya betul, perlakukan habit tersebut sebagai sebuah eksperimen. Penasaran?
Sebenarnya hal ini bukan pertama kali kulakukan. Ini kutemukan dari podcast Zahid Ibrahim yang terinspirasi dari beberapa buku seperti atomic habits. Biar tidak kepanjangan, langsung bahas yuk!
1. Perlakukan Habit Bukan Sebagai Kebiasaan Seumur Hidup
Hah? Bukannya habits itu kebiasaan yang kita harap jadi sesuatu yang bisa kita lakukan seumur hidup ya?
Bener sih, tapi komitmen seumur hidup sesuatu yang panjang dan melelahkan bukan? Apalagi di tahap awal, kita ingin mengubah diri menjadi lebih baik. Nah, untuk itu kita bisa mencoba untuk membuat habits sebagai eksperimen bulanan, mingguan, atau bahkan harian.
Gimana tuh contohnya? Dibanding bertekad untuk belajar setiap hari selama 2 jam. Kamu bisa ubah menjadi, belajar selama 1 minggu selama setengah jam setiap hari.
Kenapa hal ini penting? Dibanding menarget sesuatu yang lumayan. Lebih baik membuat target perlahan dari 2 jam menjadi setengah jam. Selain itu, seumur hidup adalah waktu yang panjang. Kamu bisa mulai dengan waktu 1 minggu untuk pembiasaan.
Harapannya kamu bisa mengubah kondisi setidaknya kamu tahu, ini hanya akan bertahan selama seminggu. Sehingga apapun rintangannya, diri ini lebih mudah dipaksakan dan digerakkan.
2. Membuat SMART Goals
Setelah kamu tahu habit bukanlah kebiasaan seumur hidup. Penting buat kamu untuk menentukan langkah-langkah penyusunannya. Hal ini bisa kamu temukan dengan SMART Goals. Apakah itu SMART goals?
SMART adalah akronim dari Specific (spesifik), Measurable (terukur), Achievable (mungkin tercapai), Relevant (relevan dengan kehidupan), dan Time-bound (memiliki rentang waktu). Untuk lebih memahami, mari coba bedah beberapa konteks berikut.
- Spesifik : Kamu Ingin mempelajari Bahasa Jepang
- Terukur : Kamu dapat menulis dan membaca huruf Jepang dasar seperti hiragana dan katakana
- Achiveable : Jika kondisi kamu sama sekali belum bisa bahasa Jepang rasanya hal ini mungkin tercapai. Karena ini adalah salah satu pondasi belajar Bahasa Jepang.
- Relevan : Jika kamu ingin mencoba untuk berkuliah dan bekerja di Jepang pada masa mendatang. Hal ini akan linier dengan tujuan hidup kamu.
- Time Bound : Jangka waktu yang kamu gunakan misalnya 2-3 bulan. Maka hal ini wajar dan bisa dilalui.
Pada penerapannya, dalam membangun habit secara eksperimen, kamu bisa sedikit mengabaikan aspek relevan. Karena penerapan membangun habit dengan langkah ini diharapkan membuatmu bisa bereksplorasi dan mengetahui habit yang relevan dan tidak.
3. Mengevaluasi Habit secara Berkala
Setelah berhasil melakukan eksperimen habits, kamu bisa mengevaluasi hal tersebut. Misalnya, kamu ingin diet dengan tidak memakan nasi putih selama satu minggu.
Pada hari ke-8 kamu dapat mengevaluasi langkah tersebut dan melihat dampaknya terhadap kebugaran kamu atau berat badan kamu dalam jangka pendek. Karena cara yang bekerja pada orang lain belum tentu bekerja juga pada kita.
Sebagai informasi tambahan, saat melakukan habit disarankan untuk tidak memiliki target yang “muluk-muluk”. Karena fokusnya adalah eksperimen. Jadi, hasilnya akan baik atau tidak pikirkan belakangan.
Nikmati eksperimen yang kamu lakukan dan evaluasi hasilnya di akhir. Tidak membebani pikiran dengan hasil akhir atau evaluasi di tahap awal membangun habit.
4. Membuat Habit Baru berdasarkan Hasil Evaluasi
Hasil evaluasi sebelumnya dapat kamu gunakan sebagai langkah pengambilan keputusan. Dengan contoh masih berupa kasus diet tadi misalnya.
Jika kamu ternyata merasa lebih mudah sakit atau terlalu lemas akibat hal tersebut dan tidak kunjung membaik. Kamu bisa mencoba alternatif lainnya.
Selain melihat dampaknya pada diri, kamu bisa juga bertanya dan jujur kepada diri sendiri. Maksudnya adalah kamu menilai juga apakah habit itu bisa kamu nikmati? Apakah hal ini benar-benar diperlukan?
Pertanyaan-pertanyaan lain dapat muncul dalam benak kamu. Intinya pikirkan juga diri kamu sehingga habit yang terbangun tidak hanya baik bagi kebiasaan. Tetapi, habit itu baik juga untuk mood dan dirimu.
Kesimpulan
Membangun habit dengan membuatnya sebagai eksperimen diharapkan membantu kamu untuk bisa lebih konsisten karena kamu menyadari hal ini tidak akan dilakukan seumur hidup.
Penerapan langkah ini harapannya membuat kamu bisa lebih hidup dan tidak terbebani dalam mencoba membangun habit atau kebiasaan baik.
Semoga langkah kecil ini bisa menjadi jalan yang bisa menjadi awal perubahan dirimu yang lebih baik. Kalau kamu ada beberapa masukan atau insight tertentu feel free untuk share di kolom komentar.
I just wanted to express my gratitude for the valuable insights you provide through your blog. Your expertise shines through in every word, and I’m grateful for the opportunity to learn from you.
Thank you so much. Thank you for sharing with me that you felt helped by this article. Your message has inspired me to create better and more enjoyable content.