“Kamu melihat, tetapi tidak mengamati. Perbedaannya sangat jelas.” – Sherlock Holmes.
Kabut Berduri harus masuk ke daftar tontonan yang akan kamu saksikan, dan menurut saya quotes di atas memang cocok untuk menggambarkan karakter Sanja yang diperankan Putri Marino dalam film bergenre mystery/thriller itu. Sanja tengah menyelesaikan sebuah kasus pembunuhan berantai misterius di salah satu daerah di Pulau Kalimantan. Film garapan Palari Film yang ditayangkan Netflix ini menunjukkan sosok Sanja yang harus menemukan pelaku pembunuhan berantai misterius di perbatasan Indonesia-Malaysia sembari menyelesaikan trauma yang berasal dari sebuah kejadian menimpanya di masa lalu. Di Pulau Borneo, Sanja kemudian bekerja sama dengan kepolisian setempat, yaitu Panca Nugraha (Lukman Sardi), dan Thomas (Yoga Pratama) untuk menemukan titik terang dari kasus ini.
Akting Memukau Dari Setiap Pemain
Menjadi poros utama Kabut Berduri, Putri Marino benar-benar lihai menunjukkan kemampuanya bertransformasi menjadi Sanja Arunika. Setelah menyaksikan Sanja, saya mengagumi kinerjanya sebagai seorang polisi karena kemampuan Sanja mengolah informasi dari berbagai sumber dan caranya melakukan deduksi detektif di film-film di saat polisi lain mempertanyakan keputusannya.
Para Pemain Film Kabut Berduri (2024) – x.com/netflixID
Kemudian, beberapa juru peran yang berlakon sebagai warga lokal seperti Yoga Pratama, Yusuf Mahardhika, Siti Fauziah, dan beberapa pemain lain yang tidak bisa saya sebutkan terlihat luwes berbahasa daerah Suku Dayak. Tentu saja tanggapan saya ini tidak mendiskreditkan kemampuan aktor lain yang juga pandai membuat karakter mereka terlihat terbiasa dengan kehidupan khas daerah perbatasan. Saya rasa, film ini tidak menghadirkan kesan ketimpangan pada kemampuan para juru perannya.
Plot Cerita Terkesan Pelan, Tapi Pasti
Dengan durasi penayangan 1 Jam 51 Menit, sebetulnya Kabut Berduri memiliki kesan sat set dari menit pertamanya. Penonton langsung dikejutkan dengan kasus terbunuhnya dua orang sekaligus yang membuat kepolisian setempat meminta bantuan dari divisi pusat untuk menuntaskannya.
Putri Marino Sebagai Sanja dan Yoga Pratama Sebagai Thomas – Instagram.com/NetflixID
Unsur ketegangan juga berhasil dibangun seiring penyidikan berlangsung, apalagi keberadaan sound effect menambah kesan horror untuk menguatkan unsur mistis dalam kasus ini. Namun, entah mengapa film ini juga terkesan memiliki cerita yang dibawakan secara slow burn, yang mungkin karena petualangan Sanja mencari pembunuh berantai ini tidak dibarengi dengan teknologi penyidikan yang sama canggihnya dengan produksi alat investigasi di Jakarta, sehingga saya sendiri merasa geregetan menonton Kabut Berduri.
Berani Menunjukkan Sisi Satire
Salah satu nilai unik dari film ini adalah kehadiran unsur satire dan menyindir yang menjadi sorotan mereka terhadap keseharian warga lokal perbatasan Indonesia-Malaysia, tetapi saya rasa sindiran yang paling menonjol di film ini ditujukan terhadap sistem kurangnya efisiensi birokrasi, terutama dalam masalah penegakan hukum.
Lukman Sardi Sebagai Panca dan Putri Marino Sebagai Sanja – Instagram.com/NetflixID
Spoiler alert, ada adegan antara Sanja dan Panca berada di dalamnya dimana Sanja sedang mengekspresikan ketidak sukaannya terhadap proses birokrasi yang terkesan lambat dan kurang efektif. Terlebih kasus yang terjadi di daerah, seperti Kabut Berduri. Entah sudah berapa kali media seperti televisi dan film melakukan sindiran kepada penegak hukum, semoga mereka tidak bosan melakukan sindiran tersebut demi proses penegakan hukum di Indonesia yang lebih baik.
Lanskap Kalimantan dan Detail Lingkungan Yang Apik
Tidak hanya bagus dari sisi penokohan dan alur cerita, effort yang sama juga ditorehkan pada visual film. Dimulai dari keindahan hutan-hutan Kalimantan beserta sungainya, pemandangan jalanan yang dikelilingi hutan, hingga penggambaran warga lokal yang kebanyakan tinggal di rumah panggung dan cara mereka berpakaian—yang saya akui memberi kesan fresh, sehingga penonton Indonesia seperti dibawa ke kehidupan di luar Pulau Jawa. Lewat film ini, mungkin kamu akan mengetahui bahwa ada suku di Indonesia dimana warganya menggambar tato sebagai tanda identitas suku mereka. Detail seperti ini tidak lepas dari tim produksi yang benar-benar pergi ke Kalimantan untuk mengamati kehidupan warga asli disana, sehingga jika kamu menonton Kabut Berduri dan melihat betapa apik penggambaran Kalimantan di film ini, kamu harus mengapresiasi tim produksi.
Maka dari itu, film Kabut Berduri merupakan tontonan yang tidak hanya menyajikan seni peran yang ciamik, namun juga pengalaman gore dan thrill dibalut penyelesaian kasus misterius dengan sentuhan lokal yang bisa dibilang fresh. Film ini sampai sekarang hanya bisa ditonton di Netflix, dengan penerapan rating film Kabut Berduri untuk ditonton manusia berusia 18 tahun keatas.