Mary Sue adalah para tokoh dengan karakterisasi yang kurang pengembangan diri. Bisa dibilang, terlalu idealis untuk dijadikan panutan.
Karakter “Mary Sue” sendiri diperkenalkan sejak 1973 oleh Smith dalam edisi kedua Menagerie (dinamai berdasarkan dua bagian dari musim pertama pertunjukan), mengartikulasikan kiasan tertentu yang ada pada “Star Trek”. Sementara itu, Dictionary.com menuliskan Mary Sue adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan karakter fiksi, biasanya perempuan, dianggap terlalu sempurna dan hampir membosankan karena kurangnya kekurangan, awalnya ditulis sebagai versi ideal dari seorang penulis dalam fiksi penggemar. Perlu dicatat kalau Mary Sue ini tidak hanya bisa disematkan untuk tokoh perempuan, tetapi juga laki-laki (Gary Stu).
Namun, apa seorang penulis atau storyteller tahu kalau mereka sedang membuat Mary Sue pada sebuah cerita? Ini dia 7 ciri-ciri kamu lagi menulis atau menyusun karakter Mary Sue!
1. Tidak ada Kelemahan atau Kekurangan
Mary Sue tidak memiliki struktur penokohan. Harus ada struktur dalam membangun karakter suatu tokoh. “Tapi, ini kan cerita fiksi berarti bebas menggunakan imajinasi kita, dong!” Ya, imajinasi bagus untuk kemampuan kreativitas, tetapi pembaca dan penonton nggak akan ingin mengonsumsi cerita kalau penulis itu hanya berfokus membuat cerita dari satu sudut pandang. Beri tokoh kamu tujuan yang ingin mereka capai karena keinginan untuk membela kaum rakyat miskin, misalnya. Buat mereka kesulitan saat meminta pihak berkuasa untuk berdamai.
2. Diberkahi Anugerah: Si Paling Benar, Si Paling Hebat
Mary Sue tampaknya memang cocok untuk menggambarkan Emily Cooper dari serial televisi Emily in Paris. Emily tidak menunjukkan perubahan maupun kesadaran untuk beradaptasi dengan budaya baru di Paris. Termasuk tidak menghormati bahasa negara itu sendiri. Namun, selalu berhasil menjalin kerja sama menggunakan Bahasa Inggris dan menarik hasrat para pria kapanpun dan dimanapun ia pergi. Daripada tidur dengan adik laki-laki atau kekasih sahabatnya—Camille, akan lebih menarik dan menginspirasi jika Emily tetap berjuang menunjukkan kemampuan marketing-nya sembari kesulitan mempelajari dan latihan Bahasa Perancis dengan orang-orang sekitar. Beri pengertian ke tokoh-tokoh ceritamu bahwa tidak apa untuk gagal karena kegagalan adalah fase karakter tumbuh.
3. Tidak Bisa Mengambil Keputusan
Mary sue adalah karakter yang pasif. Tokoh yang bersifat Mary Sue tidak bisa bertransformasi karena sejak awal cerita tidak ada ketakutan, kelemahan, atau kekurangan yang membuat mereka harus berubah. Tokoh-tokoh Mary Sue ini hanya bersedih dan menunggu sampai ada tokoh lain yang membantunya. Kasih kekurangan yang fatal sampai tokohmu. Ubah keyakinannya untuk menjadi versi baru dimana membuat tokoh tersebut bangga pada proses petualangan yang telah dilalui.
4. Berkali-kali Diperkenalkan dengan Figur Sempurna
Mary Sue selalu dideskripsikan dengan penampilan mulus tanpa cela, baik tampak luar maupun dalam—memiliki hati yang suci. Pilih salah satu cara untuk memperkenalkan tokohmu, melalui narasi atau dialog dari tokoh-tokoh lain—dan jangan ditulis berulang-ulang. Lalu, kita juga sedang berada di era melawan insecurity yang dimiliki, jadi berikan tokoh-tokoh tersebut kekurangan yang dapat menjadi alasan bagi mereka untuk menjadi lebih percaya diri dan keluar dari zona nyaman.
5. Semua yang Dikatakan Mary Sue Hanya Bualan
Kembali lagi ke contoh Emily Cooper. Ketika Emily tidak lagi bekerja untuk bos-nya di perusahaan asal maupun Sylvie, Gabriel nggak yakin menerimanya bekerja di restoran pria itu, tentu saja karena Emily belum fasih berbahasa Perancis. Emily mengatakan kemampuan Bahasa Perancis-nya sudah jauh lebih baik, tetapi pada akhirnya meminta validasi dari Mindy yang mana sahabatnya pun menjawab dengan tidak yakin sama sepertinya. Yah, kesombongan juga termasuk kekurangan. Akan tetapi, Mary Sue memakai kesombongan sebagai atribut khas-nya. Tunjukkan ke pembaca dan penonton tokohmu benar-benar melakukan apa yang mereka katakan.
6. Cantik, Tampan, tetapi Nggak Punya Daya Tarik
Kali ini kita beralih ke Mary Sue atau Gary Stu (versi laki-laki) yang memiliki penampilan dan perangai brutal dan dingin yang tampaknya memiliki masa lalu kelam, tetapi kita tidak pernah tahu kehidupan lampau seperti apa yang ia lalui. Namun, bagi sebagian besar penggemar tokoh tersebut bukan masalah besar … as long as they are handsome/beautiful.
7. Tidak Pernah Mengakui Mereka Salah
Mary Sue tidak perlu meminta maaf jika ada tokoh lain yang menderita karena dirinya. Tokoh Mary Sue selalu merasa ia tidak pernah berbuat salah. Kamu bisa bilang narsistik adalah salah satu unsur yang melekat pada tokoh Mary Sue. Tidak bertanggung jawab dan hanya melempar kesalahan ke karakter lainnya. Kalau kamu merasa nggak yakin kelemahan tokohmu tersampaikan ke pembaca, coba tambahkan situasi di mana ia mengambil keputusan yang salah atau tidak sengaja membunuh karakter lain.
Referensi:
- https://www.arcstudiopro.com/blog/screenwriting-experts-ted-wilkes-and-phil-hughes-on-how-to-balance-great-characters-with-a-strong-structure
- https://loathsomecharacters.miraheze.org/wiki/Emily_Cooper_(Emily_in_Paris)
- https://www.dictionary.com/e/fictional-characters/mary-sue/