Personal Branding sangat penting dibangun di tahun 2024 ini! Kenapa? Supaya kita memenuhi kebutuhan menjadi seorang profesional di era kompetitif yang hyper-connected dalam perkembangan teknologi.
Pada era di mana banyak Gen Z, mungkin juga Gen Alpha, mengalami krisis identitas—perlu dicatat Personal Branding bukan hanya tentang logo dan slogan yang catchy. Namun, cerita di balik usaha yang dibangun. Unik, sesuatu yang berbeda, tetapi masih relevan bagi masyarakat.
Berdasarkan riset yang dicatat Cision PRWeb, 82% investor mengatakan pengenalan nama merupakan faktor penting yang memandu mereka dalam mengambil keputusan investasi, sementara 77% konsumen membeli barang berdasarkan nama merek, bukan nama produk. Hal ini membuktikan storytelling lebih dipentingkan dalam membangun personal branding yang profesional.
Berikut 5 langkah yang bisa kamu coba untuk membangun personal branding yang kuat!
1. Tetapkan Visi yang Jelas
Personal branding lebih dari sekedar siapa diri kamu atau apa yang membuatmu unik. Melainkan, apa yang akan dipikirkan, dikatakan—intinya, cara pandang orang lain terhadap kamu. Misalnya, Gen Z terkenal dengan istilah FOMO (Fear of Missing Out) dan membuat mereka menjadi konsumtif, sedangkan kamu adalah tipe orang yang memilih slow living. Kemudian kamu membuat dan mengunggah konten-konten The Art of Missing Out. Namun, bangun kesadaran akan The Art of Missing Out dengan visi dan misi yang jelas.
2. Be Strategist, Not Doer
Jangan hanya jadi karakter atau performer, tetapi jadilah karakter yang punya rencana dan bertumbuh seiring waktu. Kalau kamu memang ingin menjadikan The Art of Missing Out. Ceritakan apa yang kamu rasakan sehari-hari beraktivitas dengan porsi waktu yang tidak sepadat kaum hustle culture, bagaimana perspektifmu pada lingkungan sekitar ketika tidak memaksakan diri bekerja berjam-jam agar dilihat produktif.
3. Bangun Networking Selama Mewujudkan Rencanamu
Kamu juga bisa ikuti content creator yang menginspirasi personal branding-mu seperti, @ciaovelin, @heyrhea_, dan figur-figur publik lainnya. Jangan hanya tekan simbol hati, komentari juga salah satu kegiatan slow living mereka yang sudah kamu coba apa adanya. Siapa tahu, kan, beberapa audiens dari tokoh inspiratifmu penasaran dan tertarik berkunjung ke konten-konten buatanmu!
4. Sabar yang Strategis?

Sumber: Freepik.com/rawpixel.com
Tahu nggak, sih, kenapa Taylor Swift kembali terkenal dan didukung jor-joran sama penggemarnya? Yes! Mbak Taylor sudah berkarier secara konsisten sejak tiga belas tahun. Tidak hanya ketika menyabet berbagai piala Grammy Award, para Swifties juga menemani Taylor Swift ketika ia mengalami masa-masa direndahkan oleh sesama musisi dan berbagai media untuk sesuatu yang tidak dilakukan. Walaupun masih ada orang-orang yang menganggap penyanyi asal Amerika Serikat ini bertingkah seperti anak remaja yang selalu putus cinta dan mellow setiap saat, tetapi nyatanya patah hati, pilihan kedua, dan phantom pain yang tersirat dalam sebagian besar lirik-lirik lagu Taylor Swift selalu relevan dengan audiens.
5. Bangun Kepercayaan Audiens, Tetap Jaga Privasi
Belajar dariJames Charles yang tiga tahun belakangan ini kehilangan dukungan audiensnya di YouTube—di mana pertama kali ia membangun awareness dan personal branding-nya bahwa seorang pria yang memiliki minat dan menunjukkan self-expression dengan make up. Namun, ketika James tersandung kasus pelecehan kepada para laki-laki di bawah usia delapan belas tahun secara seksual, kepercayaan para “sisters” menurun drastis. Terbukti dengan akun youtube-nya yang didemonetisasi dan internet celebrity tersebut lebih banyak menghabiskan waktu di media sosial lain—yang lebih memiliki potensi target audiens lebih besar dengan tagar For Your Page.

Pelajaran penting dari membangun personal branding adalah kepercayaan yang telah kita bangun sejak lama dapat hancur seketika setelah suatu kesalahan, maka terima dan bertanggung jawab atas kesalahan yang sudah terjadi. Melalui skandal James Charles, ia pernah membuat video ‘Holding Myself Accountable’, tetapi dihapus dan membuat audiens bertanya-tanya keseriusan James Charles atas kasus beserta bukti-bukti yang telah tersebar di internet.
Meski wajib melakukan personal branding, pastinya hanya segelintir orang yang mampu melakukannya secara konsisten dan efektif. Investasi waktu dan bagaimana mempersiapkan diri depan layar yang akan ditonton banyak audiens bukanlah hal yang mampu dilakukan semua orang. Namun, keberanian dan konsistensi itu yang membuat seseorang istimewa bagi sebagian perspektif orang lain.
Baca juga: Kegiatan Marketing Itu Ngapain Aja Sih? Ayo Kita Kenalan
Sumber:
- Forbes – Why 2024 Is The Year To Build Your Personal Brand
- Harvard Business Review – Your Personal Brand Needs a Refresh. Here’s Where to Start
- NBC News – YouTube’s ‘canceled’ stars are making comebacks with TikTok, podcasts and livestreams
- The Daily Star – Too shy to brand yourself? Here are 4 reasons to build your personal brand