Beberapa wanita di sekitar saya kerap merasa tidak percaya pada dirinya sendiri, padahal terdapat banyak tokoh wanita yang menginspirasi di Indonesia.
Dalam ranah kecil misalnya, rumah tangga tanpa hadirnya wanita sebagai Ibu akan menjadi tempat yang lebih “gersang”. Dalam ranah bernegara bahkan kita mengenal Ibu Sri Mulyani yang bahkan pernah menjabat di Bank Dunia dan menjadi Menteri Keuangan Indonesia, serta membawa ekonomi Indonesia ke arah yang lebih baik.
Mau kenalan sama wanita hebat lainnya? Atau kamu merasa kurang percaya diri karena kekurangan yang ada? Kamu bisa cek artikel ini, semoga menumbuhkan kepercayaan diri kamu, ya.
1. Butet Manurung

Butet Manurung adalah seorang aktivis sosial dan antropolog yang dikenal melalui program Sokola Rimba. Sokola Rimba memberikan pendidikan kepada suku-suku terpencil di Indonesia untuk mengenyam akses pendidikan formal.
Sokola Rimba dibentuk awal 2000an dan tinggal bersama suku Orang Rimba di hutan Sumatera selama bertahun-tahun.
Pendekatannya memajukan pendidikan di daerah terpencil telah menginspirasi banyak orang. Hal ini membuat Butet Manurung diakui sebagai salah satu Young Global Leaders oleh World Economic Forum pada tahun 2009.
Sokola Rimba kemudian bertransformasi menjadi Sokola Institute. Sokola Institute hingga saat ini sudah menjalankan 17 program di seluruh Indonesia. Sokola Institute juga memberikan manfaat kepada 15.000 masyarakat adat hingga akhirnya bisa mendapatkan pendidikan formal.
Karyanya ini mendapat pengakuan luas dan berbagai penghargaan internasional, termasuk Ramon Magsaysay Award pada 2014 yang sering disebut sebagai Nobel Asia.
Butet terus berjuang untuk pendidikan yang inklusif dan berkelanjutan bagi masyarakat adat dan kelompok marginal lainnya. Ia sering berbicara di forum-forum internasional tentang pentingnya pendidikan untuk semua orang, terlepas dari latar belakang atau lokasi geografis mereka.
2. Valencia Mieke Randa

Valencia Mieke Randa akrab dipanggil Sillu adalah salah satu wanita Indonesia yang pernah mendapat penghargaan dari Google Web Award dalam kategori Internet Hero.
Silly adalah wanita dibalik Blood for Life Indonesia pada 2009. Media ini dibuat sebagai penghubung bagi orang yang ingin mendonorkan darahnya kepada mereka yang membutuhkan.
Melalui komunitas ini, ia berhasil membangun jejaring luas yang memudahkan orang untuk mendapatkan bantuan donor darah secara gratis. Selain itu, ia juga mendirikan Rumah Harapan Indonesia, sebuah rumah singgah untuk anak-anak yang sakit keras dari keluarga kurang mampu.
Dedikasi Silly dalam ranah kesehatan dan kemanusiaan telah mendapatkan pengakuan luas. Rumah Harapan Indonesia saat ini telah berkembang di beberapa kota besar di Indonesia, menyediakan tempat tinggal sementara dan dukungan bagi anak-anak yang membutuhkan perawatan medis di rumah sakit rujukan.
Silly juga aktif menulis buku-buku inspiratif yang menceritakan kisah-kisah perjuangan dan harapan. Bukunya “House of Hope” menjadi salah satu karya yang menginspirasi banyak orang untuk terlibat dalam kegiatan kemanusiaan dan membantu sesama.
3. Dian Pelangi

Menjadi desainer fashion mungkin hal yang biasa. Tapi membawa mode busana muslim Indonesia ke level internasional bukanlah pencapaian biasa. Hal itu mampu dilakukan oleh Dian Pelangi.
Dian lulus dari ESMOD Paris dan mendirikan brand fashion yang kini dikenal luas, Dian Pelangi Fashion. Ia dikenal dengan desain-desain yang menggabungkan elemen tradisional Indonesia dengan sentuhan modern.
Dian Pelangi telah mengadakan berbagai peragaan busana di kota-kota mode dunia seperti Paris, London, dan New York. Karya Dian Pelangi menonjolkan kekayaan budaya Indonesia seperti batik dan songket.
Selain sebagai desainer, Dian juga aktif dalam kegiatan sosial dan pemberdayaan perempuan. Ia sering memberikan pelatihan dan workshop untuk perempuan muda yang ingin terjun ke dunia fashion.
Dian percaya bahwa fashion bisa menjadi alat untuk memberdayakan dan menginspirasi perempuan di seluruh dunia.
4. Angkie Yudistia

Menjadi penyandang Disabilitas tidak menghambat Angkie Yudistia untuk melaju mengejar mimpinya. Angkie mengalami kehilangan pendengaran pada usia 10 tahun akibat kesalahan penggunaan obat saat terkena malaria.
Ia merasa jatuh dan terpuruk akibat disabilitas yang dideritanya. Beruntung, dukungan orang terdekatnya membuatnya bangkit dan membuat Ia menggunakan alat bantu pendengaran serta belajar membaca gerak bibir.
Setelah menyelesaikan pendidikan SMA, Angkie berkuliah di jurusan Ilmu Komunikasi London School of Public Relations Jakarta. Di sini ia belajar menerima kekurangannya.
Angkie memberanikan diri mengikuti ajang Abang None Jakarta dan terpilih sebagai finalis dari Jakarta Barat (2008). Selain itu, Angkie mendapat penghargaan The Most Fearless Female Cosmopolitan 2008.
Angkie meraih gelar masternya pada 2010 dan menulis buku Perempuan Tunarungu Menembus Batas dan mendirikan Thisable Enterprise yang kemudian berkembang menjadi sebuah grup membawahi Thisable Foundation, Thisable Recruitment, dan Thisable Digital.
Dari wadah tersebut, Angkei menyediakan pelatihan SDM agar penyandang disabilitas dapat bekerja secara vokasional dan profesional. Pada 2017, perusahaan Angkie menggandeng GoJek sebagai mitra bisnis.
Kesimpulan
Untukmu, terutama wanita yang belum percaya diri:
“Percayalah bahwa setiap insan memiliki nilai yang berharga. Yakinlah, dengan pertolongan Tuhan kamu mampu menjadi sosok insan tersebut. Harapku, banyak dari kalian yang membaca dan merasa belum percaya pada dirinya bisa menjadi sosok wanita yang menginspirasi di Indonesia.”
Baca juga :Perjalanan Mendapatkan Karir Pertama
Referensi
Hipwee