Introvert dan Ekstrovert, pastinya sudah nggak asing untuk kita semua. Introvert, orang yang sangat active listening, di sisi lain ekstrovert lebih suka menimpali obrolan. Dalam hal kesukaan, seperti membaca, orang-orang awam langsung menunjuk introvert sebagai kelompok yang cocok dengan kegiatan tenggelam di dunia sendiri, yakni dunia atau informasi di dalam buku atau bacaan lainnya. Jadi, apakah hanya para introvert yang membaca buku?
Komunitas Membaca Buku: Inovasi Meningkatkan Literasi bagi Segala Kalangan
Mungkin ekstrovert akan mencairkan suasana sebelum kegiatan membaca buku bersama dimulai dengan berkenalan dengan orang-orang di dekatnya. Sementara itu, introvert biasanya hanya charge energi untuk berangkat ke lokasi komunitas, menyelami bacaan mereka, lalu pulang. Kenyataannya, kedua jenis kepribadian yang senang dibicarakan orang-orang sama-sama memiliki pengaruh besar dalam mengembangkan minat literasi, salah satunya membaca.
No shades, no lies, nggak ada yang salah dengan berbagai pernyataan itu maupun saat seorang introvert menahan diri untuk pulang karena baru saja mendengar ada pembaca lain menyebut buku favoritnya. Begitu juga dengan ekstrovert yang mau cepat-cepat pindah lokasi ke tempat makan.
The Diversitea Book Club: Klub Membaca Buku yang Berdedikasi dengan Diverse Books
Pertama kali melihat event membaca buku ini, kesan pertama—nama komunitas gemas! Awal mula terbentuknya Diversitea dari ajakan di tweet Kak Shabrina, salah satu admin yang menginisiasi Diversitea, untuk baca buku bersama setiap minggu melalui Google Meet (Tea Party vol 1-23). Diversitea merangkul para peserta yang ikut kegiatan membaca bersama untuk tidak takut mengenalkan buku yang dibawa maupun menjelaskan isinya ketika review—baik buku fiksi atau non fiksi membahas isu perempuan, Palestina, LGBTQ+, dan sebagainya.
Sejak 2023, Diversitea mulai aktif beralih dari Tea Party, kegiatan membaca daring, ke Bookdate di beberapa tempat, seperti kafe, toko buku, atau taman. Jika kamu berniat untuk gabung dan dapat insight buku-buku baru, bisa kunjungi akun instagram @thediversiteabookclub atau twitternya, @thediversitea.
Baca Bareng: Klub Silent Reading Party Demi Memahami Pleasure Reading
Baca Bareng, bagian Silent Book Club di Jakarta mulai didirikan sejak 2019 oleh Kak Hestia yang juga seorang Duta Baca Jakarta 2023. Satu-satunya perbedaan yang saya ketahui dari komunitas baca buku ini, tidak ada kewajiban untuk review buku setelah silent reading. Pada tanggal 14 September 2024, Baca Bareng menyelenggarakan Silent Reading Party di @america, Pacific Place Mall, dan menjelaskan komunitas buku yang ingin memberi pemahaman akan pleasure reading. Selain dalam rangka merayakan lima tahun berdirinya Baca Bareng – Silent Book Club, nggak hanya hanyut dalam buku yang dibaca, terdapat juga sesi QnA dari para peserta mengenai minat literasi di Indonesia.
Beberapa peserta yang berprofesi guru menanyakan tips sebagai peran penting kedua setelah orang tua guna menumbuhkan minat membaca pada murid-murid, sampai normalisasi membaca buku di tempat umum—Kak Hestia turut menjawab keresahan-keresahan tersebut dengan menceritakan pengalamannya selama bersekolah di Surabaya. Ketika Kak Hestia duduk di bangku SD, tidak ada batasan jenis bahan bacaan yang akan dibaca selama lima belas menit setiap harinya sebelum kelas dimulai. Bukan hanya novel, komik, majalah, bahkan brosur boleh dibaca. Buat kamu yang tertarik bergabung dengan Baca Bareng bisa langsung cek akun instagram mereka, @bacabareng.sbc.
Apa Kepribadian Kita Penentu Dimana Harus Baca Buku?
Introvert dan Ekstrovert seolah terdengar sama dengan pendapat yang bilang dunia itu hitam-putih. Sejujurnya, dunia itu kompleks, sama halnya dengan manusia dan makhluk lain. Ketika saya mencoba datang ke komunitas buku dan mengikuti alur kegiatan; membaca dalam hening selama kurang lebih tiga empat puluh lima menit, kemudian berlanjut ke review buku yang dibaca—seorang yang introvert seperti saya merasa lega dan senang selama momen pertukaran informasi setiap peserta mengenalkan buku bacaan mereka. Nggak perlu ambil pusing baik kamu social introverts atau shy extroverts, semua itu hanya spektrum yang harus diterima secara lapang dada. Tentunya, nggak usah ragu untuk memulai pengalaman baru dengan berbagai komunitas membaca di sekitarmu!
Baca juga: Benarkah Kepribadian Introvert Sulit Berkomunikasi?
Perjalanan literasi nggak pandang batasan umur, batasan kepribadian, atau status sosial seseorang. Ya, teknologi yang berkembang juga membantu penyebaran akses untuk meminjam dan membaca buku, tetapi belum merata ke seluruh penjuru Indonesia. Jadi, mari tingkatkan “melek literasi” negara kita dengan merangkul siapapun orang-orang terdekat kita.