Inner Child sering diartikan masa kecil kita yang terus membayangi, meskipun seiring waktu usia bertambah. Benar, tetapi kata itu seolah mengatakan Inner Child membebani jalan hidup kita. Padahal Inner Child adalah sosok otentik, identitas kita paling jujur. Semakin dewasa, cara paling sederhana memandang dunia semasa kita kecil kian terkikis karena ekspektasi dari impian yang nggak terpenuhi. Padahal kerentanan dan ketidakpastian juga terjadi ketika masih anak-anak yang mana seharusnya mendapat perhatian dan pengertian dari diri kita sendiri, bukan denial. Coba nonton, deh, film-film di bawah ini dan renungkan—apa nggak punya tujuan menjadi patokan kita belum dewasa?
Film Nanny McPhee (2005) – Mengakui Kesalahan dan Menjadi Positif dari Diri Sendiri
Sumber: Nanny McPhee/ primevideo.com
Nanny McPhee bercerita tentang seorang duda yang memiliki tujuh orang anak. Setelah kematian istrinya, Cedric kesulitan menjaga dan mendidik anak-anaknya, sehingga Cedric mendatangkan seorang pengasuh bernama Nanny McPhee yang magis dan menakutkan. Perlahan anak-anak Cedric yang nakal dan sulit diatur menjadi belajar mempertanggung jawabkan perbuatan buruk mereka yang tidak menurut dan melakukan berbagai hal seenaknya. Dibalut elemen sihir dari kehadiran Nanny McPhee sangat menghidupkan imajinasi anak-anak di mana sihir dan keajaiban lainnya menjadi aspek penting selama kita masih kanak-kanak.
Eits! Bukan hanya karakter anak-anak kecil saja yang belajar, tetapi Mr. Brown—ayah dari keenam anak asuhan Nanny McPhee, juga belajar memahami bahwa ada alasan di balik tindakan anak-anaknya yang memberontak. Ketika anak-anaknya mulai belajar tanggung jawab dan mandiri, sang ayah sadar agar tidak terburu-buru menilai kesalahan anak-anaknya. Penampilan Nanny McPhee yang awalnya sangar dan selalu memberi hukuman pun perlahan berubah menjadi lebih baik dengan rupa yang semakin cantik. Hal tersebut menunjukkan pesan moral lainnya bagi para orang dewasa kalau perubahan positif dimulai dari diri sendiri.
Film Uptown Girls (2009) – Apa Bertindak Harus Selalu Sesuai Usia?
Sumber: Uptown Girls/ filmmattersmagazine.com
Film yang dibintangi mendiang aktris Brittany Murphy dan Dakota Fanning ini mengangkat genre komedi yang dilengkapi dengan drama dan juga sedikit romansa. Kisah kedewasaan dengan perbedaan latar belakang dan karakteristik dua tokoh utama yang sangat jelas. Molly Gunn (Brittany Murphy) adalah seorang wanita kaya raya yatim piatu yang nggak bisa bertanggung jawab atas keteledoran mengacaukan kehidupannya sendiri, dan Ray Schleine (Dakota Fanning) putri tunggal dari Ibu seorang pemilik rumah produksi musik dan ayahnya yang koma.
Molly yang bekerja sebagai pengasuh Ray, seiring berjalannya cerita, mulai memahami tanggung jawab terhadap hidupnya sendiri dan semakin sadar dalam memilih antara teman yang setia membantu dan pria yang hanya memanfaatkannya. Sementara itu, Ray belajar lebih jujur dan terbuka pada orang lain supaya lebih menikmati hidup, termasuk rasa marah bercampur duka setelah ia kehilangan sang ayah. Seperti yang sudah penulis tulis di awal artikel, inner child adalah jati diri kita yang sesungguhnya, pemahaman ini pun juga ditunjukkan menjelang akhir film. Molly yang masih ceroboh, meskipun telah mendapatkan pekerjaan, dan sifat Ray yang masih terlalu serius dan tegang saat akan improvisasi baru dari tariannya di panggung.
Film Animasi UP (2009) – Belajar Menerima, Memberi, dan Merelakan Kehilangan
Sumber: UP/ disney.id
Film kali ini berupa animasi dan diproduksi Pixar Animation Studios. Judul UP yang super singkat, tetapi sangat berbekas karena membuat bayangan rumah terbang dengan balon-balon langsung terngiang di benak penonton. Selain menjadi simbol film UP, Rumah Terbang Berbalon milik Carl Fredicksen juga bentuk impian sosok kecil Carl bersama mendiang istrinya, Ellie, yang tidak pernah terlambat untuk diwujudkan. Semasa Ellie masih hidup, rencana perjalan mereka menuju Paradise Falls kerap kali terhambat lantaran tabungan yang digunakan kebutuhan lain, sehingga Adventure Book milik Ellie—seharusnya berisi penuh petualangan pasangan suami istri ini tidak kunjung terjadi.
Kehadiran Russel, bocah pramuka, yang seharusnya membantu orang tua, seperti Carl justru memberikan pelajaran lebih untuk pria dewasa itu. Ditemani Russel dan Dug, Carl sadar kalau menempatkan rumahnya dan Ellie di Paradise Falls bukanlah momen terpenting dalam petualangan yang diabadikan sang istri di buku. Melainkan bagaimana pengalaman bersama orang-orang yang Carl temui selama melakukan petualangan menuju Paradise Falls. Pada akhirnya Carl melepaskan rumahnya dan membuka harapan dan impian seiring waktu berlanjutnya usia.
Serial Animasi Arcane, League of Legends (2021-2024) – Kesalahpahaman antara Kakak dan Adik
Sumber: Arcane Season 2/ sortiraparis.com
Tontonan lainnya yang juga mengangkat isu inner child ini masih masuk kategori animasi. Namun, interaksi sosial antar tokoh utama maupun pendukung di serial animasi Arcane, tidak seceria UP. Serial animasi berjudul Arcane, salah satu cerita original perusahaan Riot Games yang menciptakan League of Legends, ini mengandung kekerasan dan isu kesehatan mental yang dialami pasangan kakak-beradik, Violet dan Powder. Persaudaraan keduanya terjalin erat setelah nyawa kedua orang tua mereka tewas di perang antara Enforcer (tim polisi Piltover) dan warga Zaun, tetapi perlahan merenggang karena Violet yang menganggap adiknya, Powder, sebagai Jinx (pembawa sial).
Powder yang perlahan mengubah identitasnya menjadi Jinx, merupakan salah satu karakter dalam serial Arcane yang terpengaruh kuat oleh luka inner childnya. Dulu Powder adalah sosok anak perempuan yang penuh harapan dan sangat ingin diakui saudara-saudaranya, terutama Vi (Violet). Namun, usahanya membantu Vi justru melenyapkan nyawa keluarga angkat mereka dan sang kakak yang diliputi rasa bersalah justru nggak sengaja melampiaskannya ke Powder.
Di akhir musim satu Arcane, Powder lebih memilih melanjutkan hidupnya sebagai Jinx yang bersifat destruktif dan nggak stabil secara emosional. Transformasi itu menunjukkan inner childnya yang penuh rasa takut akan ditinggalkan kian berkembang—dari sosok berusaha untuk disayang menjadi orang yang paling ditakuti dan dibenci.
Baca juga: Why Am I Always Attracted to Problematic People?
Nah, itu dia deretan film-film yang mengandung pesan moral untuk merangkul inner child kita. Ada yang mau kamu coba tonton atau rewatch?