Kamu tertarik dengan bazar buku, diskusi, hingga penampilan sastra? Kenali event rutin yang khas dan berkesan yaitu, Pekan Buku Sruntul. Di tahun 2024, digelar Pekan Buku Sruntul Vol. 3. Event tersebut dilaksanakan pada tanggal 2-4 Agustus kemarin.
Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, pengemasan acara tahun ini lebih panjang. Event dikemas lebih menarik dan menjaring antusias kalangan yang lebih luas. Yuk, kupas keseruan hingga sosok di balik terselenggaranya event menarik ini!
Bangun Budaya Literasi Lewat Cara yang Menyenangkan
Rangkaian acara dalam Pekan Buku Sruntul dikemas dengan beberapa sentuhan inovasi. Berlangsung selama 3 hari, Pekan Buku Sruntul tahun ini diselenggarakan di Wisma Jerman, Jalan Taman AIS Nasution No. 15, Kota Surabaya.
Tanpa dikenakan biaya alias gratis, Pekan Buku Sruntul menggugah antusias pecinta buku dan sastra. Pekan Buku Sruntul Vol. 3 juga memperhatikan mengenai ilustrasi serta kepenulisan. Disediakan ruang sebagai sarana untuk mengekspresikan diri.
Kegiatan dalam pekan tersebut antara lain Peluncuran Buku, Lomba Baca Puisi, Diskusi Sastra Terbuka, Bursa Buku, Musikalisasi, Orasi Kebudayaan, Penampilan Sastra, Lokakarya, Pemutaran Fiilm, dan Kolaborasi Komunitas.
Tidak hanya menyenangkan dengan sejumlah kegiatannya, Pekan Buku Sruntul Vol. 3 diramaikan dengan sejumlah pembicara inspiratif seperti Yusril Ihza F.A (Sutradara Teater dan Founder Studio Daluang), Muhammad Daffa (Penyair Muda), Dr. Phill (Dosen), hingga jajaran penulis buku dan masih banyak lagi.
Keseruan dalam Pekan Buku Sruntul Vol. 3 di Wisma Jerman tersebut juga mendukung konservasi alam melalui program “1000 Trees Campaign”. Mengajak semua kalangan untuk berpartisipasi dalam masa depan yang lebih hijau.
Mengenal Penggagas Pekan Buku Sruntul
Pekan Buku Sruntul merupakan program pasar buku berkelanjutan sekali dalam setahun oleh komunitas yang di media sosial dikenal sebagai Sruntulisme. Untuk mensukseskan visi dan misinya, Sruntulisme menggandeng sejumlah komunitas, penulis, pelapak, akademisi, hingga pegiat literasi dan sastra.
Bermula dari sebuah komunitas kolaboratif yang merasakan kegelisahan atas sastra di era kontemporer. Tercetuslah ide tentang Pekan Buku Struntul. Dalam pekan tersebut terdapat bazar buku yang mengundang berbagai pelapak buku lokal hingga diskusi.
Bazar buku menjadi salah satu kegiatan sosial dari Sruntulisme. Selain itu, juga terdapat lokakarya menulis dan kegiatan literasi lainnya. Langkah-langkah yang dilakukan komunitas ini dalam rangka membentuk semangat literasi menjadi budaya.
Sruntulisme percaya bahwa hidup dan matinya sebuah buku tidak hanya dari penulis, namun juga dari keseimbangan ekosistemnya yang saling menghidupi satu sama lain yaitu pasar, musik, film, diskusi pertunjukan, serta para pembaca.
Selaku penyelenggara dan pencetus, Sruntulisme berharap mini-festival ini bukan hanya dapat menjadi ruang untuk mengekspresikan seni dan budaya, sekaligus berbagi gagasan, melainkan juga pengembangan pusat potensi kreatif.
Highlight Salah Satu Diskusi Sastra Terbuka di Pekan Buku Sruntul Vol. 3
Terdapat beberapa topik menarik yang diangkat dalam Ruang Diskusi Terbuka. Salah satunya tentang Merakit Cyber Sastra di Antara Ancaman AI dengan pembicara Dr. Phil. Muhammad Rokib, M.A. (Dosen Bahasa dan Sastra Indonesia) dan Muhammad Daffa (Penyair Muda), dipandu oleh seorang moderator.
Umumnya, istilah cyber sastra dapat diartikan sebagai karya sastra yang memanfaatkan internet dan komputer. Menurut Dr. Phil. Muhammad Rokib, M.A., cyber sastra yang dikenal di Indonesia sebetulnya merujuk pada komunitas cyber sastra itu sendiri.
Seiring dengan perkembangan teknologi, tercipta kelompok atau komunitas yang mengembangkan idenya secara online dan memanfaatkan wadah-wadah publikasi. Keadaan tersebut menciptakan suasana baru dalam menikmati karya sastra.
Diskusi interaktif ini membawa perspektif baru bahwa perkembangan teknologi dasarnya tidak selalu buruk, bisa berdampak pada sastra dan literasi sebagai jembatan generasi muda. Ruang-ruang virtual untuk berkarya semakin terbuka, terutama setelah pandemi.
Jika kamu kelewatan keseruan Pekan Buku Sruntul Vol. 3 kemarin, pastikan kamu mengikuti Pekan Buku Sruntul berikutnya di tahun depan. Pantau cuplikan dokumentasi dan update informasinya dengan mengikuti akun media sosial Sruntulisme. See you next!