Rasa cinta adalah anugerah untuk setiap manusia dan setiap dari kalian pasti pernah merasakan cinta. Namun, tidak semua bentuk cinta itu benar. Ada istilah Love Bombing yang perlu kalian tahu sebelum memutuskan untuk jatuh cinta. Love Bombing adalah sebuah perilaku kasih sayang berlebih yang biasanya ditunjukkan seseorang pada awal hubungan.
Love Bombing adalah sebuah tanda hubungan kalian tidak sehat, karena dikategorikan sebagai pelecehan emosional. Para pelaku menggunakan tindakannya dengan tujuan memanipulasi orang lain. Dalam kisah cinta zaman now, sebuah tindakan manipulasi ini terkadang tidak disadari oleh para pelaku maupun korbannya. Perilaku manipulatif ini biasanya dilakukan oleh penderita gangguan kepribadian narsistik.
Memang indah jika sedang jatuh cinta, dimana perasaan seperti dihujani dengan kasih sayang yang bertubi-tubi. Namun, jika berada dalam kondisi Love Bombing menjadi lain halnya. Tujuan pelaku melakukan Love Bombing biasanya untuk mendapatkan dan meningkatkan ketergantungan pasangannya kepada dirinya. Jadi, jangan senang dulu ya jika pasangan kalian membanjiri kalian dengan kasih sayang.
Asal Usul Istilah Love Bombing
Istilah ini diciptakan oleh anggota Gereja Unifikasi Amerika Serikat sejak tahun 1970-an. Awal mulanya, istilah ini digunakan oleh anggota sekte untuk memikat calon anggota. Pada zaman dulu istilah ini diartikan sebagai kasih sayang palsu dengan motif tersembunyi. Love Bombing zaman dulu digunakan untuk mengurangi penolakan subjek terhadap perekrutan.
Pada saat itu media telah menggunakan istilah ini secara luas. Sun Myung Moon, pendiri Gereja Unifikasi menggunakan istilah ini dalam pidatonya pada tanggal 23 Juli 1978. Selain itu, seorang Professor Psikologi Margaret Singer mulai mempopulerkan istilah ini dalam bukunya Cults in Our Midst pada tahun 1996. Pada zaman now, istilah ini sering dipakai untuk menggambarkan teknik manipulatif yang digunakan oleh orang yang cenderung mengontrol dalam kisah cinta mereka.
Love Bombing dalam Perspektif Psikologi
Howard. V, seorang ahli kesehatan mental menyebutkan bahwa Love Bombing digunakan oleh seseorang yang memiliki narsisme atau sosiopat dalam upaya untuk mengendalikan orang lain. Narsisme yang dimaksud di sini adalah kondisi psikologi dimana seseorang merasa dirinya penting. Hal yang perlu diwaspadai bahwa pelaku dapat menggunakan cara yang dramatis untuk mendapatkan kebaikan korban agar tetap berada dalam hubungan. Mereka akan melakukan siklus tersebut secara berulang.
Bagi seorang pelaku Love Bombing akan sangat menyenangkan jika korban mempunyai kehidupan yang kacau, atau saat mereka sedang mengalami segala sesuatu yang tidak baik. Sarah Fishcher, PhD yang merupakan Ahli Psikologi mengatakan, bahwa para pelaku Love Bombing akan merasa menemukan tempatnya. Hal itu akan membuat para pelaku mendapatkan kendali atas seseorang melalui kasih sayang, pemberian hadiah atau berbagai perlakuan istimewa lainnya. Selain itu, Noelle Nelson, Ph.D., dalam psychologyfanatic menjelaskan, “semua kata-kata yang menyanjung, perhatian dan kasih sayang bertindak seperti obat.”
Biasanya Pelaku Love Bombing Melakukan Ini
Para pelaku akan menghujani kalian dengan pujian, kasih sayang, hadiah dan janji masa depan sehingga kalian percaya bahwa semua itu adalah bentuk cinta. Jika dalam suatu hubungan yang baru, hal yang perlu kalian sadari adalah pelaku memberikan semua itu dalam waktu cepat. Selain itu, dalam hubungan romantis mereka biasanya ingin mendapatkan komitmen secara cepat. Tindakan lainnya adalah mengabaikan kalian untuk memiliki batasan.
Orang-orang yang melakukan Love Bombing akan menunjukkan kebutuhan emosional mereka secara reaktif. Misalnya, orang tersebut tidak suka jika kalian memiliki rencana lain atau tidak segera menjawab pesan mereka. Apabila kalian tidak mematuhi tuntutannya, mereka akan menunjukkan kemarahan, perilaku pasif-agresif dan menarik semua kasih sayang sebagai bentuk hukuman. Pelaku akan menggunakan permainan pikiran hingga yang paling ekstrem adalah melakukan kekerasan fisik. Tujuan dari semua itu adalah untuk membuat kalian merasa kewalahan dan merasa telah berada di dalam hubungan yang sebenarnya, namun nyatanya tidak demikian.
Pola yang sama akan terus berulang jika kalian tidak menyadarinya. Perputaran dari perilaku di atas kembali pada perilaku kasih sayang adalah salah satu cara para pelaku mencoba menebus pelecehan emosional yang telah diperbuatnya. Tujuannya adalah untuk membuat kalian tetap terlibat dalam suatu hubungan yang meskipun sebenarnya tidak sehat. Tentu tidak ada batas waktu kapan Love Bombing akan terus terjadi, jika korban tidak segera memutus benang kusut itu.
Tips Agar Tidak Terkena Love Bombing
Sumber: Image by freepik
Saat ingin memulai suatu hubungan, perhatikan kecepatan. Ini berarti bahwa kalian harus tetap sadar saat memulai suatu hubungan baru. Untuk mengenal seseorang, sewajarnya memang membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Jika lawan jenis mencoba mendominasi waktu untuk berkomunikasi secara terus-menerus, atau bertemu dengan lebih sering meskipun kalian tidak merasa nyaman, maka perlu dipikir ulang untuk melanjutkannya.
Pada tahap menjalin hubungan, perhatikan perbuatan dan perkataan mereka. Kalian tidak akan terkena Love Bombing, jika kalian memperhatikan perkataan dan tindakan lawan jenis apakah sejalan dari waktu ke waktu. Hal ini perlu dilakukan, karena para pelaku Love Bombing biasa membuat janji kosong untuk membuat kalian terpikat pada potensi jangka panjang hubungan tersebut. Sadari dan jangan sampai kalian termakan oleh kepalsuan itu.