MENJADI pertimbangan penting dalam menangkap peluang dan minimalsir risiko bagi penulis agar tak terjerat hukum, menjadi langkah cerdas pada kebebasan ditengah era digital.
Founder Situs Target Robi Erwin Setiawan mengatakan, era digital merupakan ladang emas bagi para penulis untuk memenuhi permintaan konten-konten menarik sebagai kebutuhan sebuah perusahaan dalam rangka meningkatkan pengembangan produk melalui artikel, media sosial hingga e-book.
“Tentunya, cara cerdas menangkap peluang ini untuk berkolaborasi dengan sejumlah perusahaan tertentu yang sangat membutuhkan kreativitas dari jasa penulis ditengah era digital,” jelas Robi Erwin Setiawan saat dihubungi PenulisID, di Jakarta, Minggu (29/12/2024).
Menurutnya, terdapat beragam jenis tulisan yang populer dan paling dibutuhkan di era digital diantaranya seperti artikel website official, newslatter serta portal berita.
Copywriting Dongkrak Pemasaran
![](https://menulis.id/wp-content/uploads/2024/12/Template-Frame-Logo-White-3-1.webp)
Selain itu, jenis copywriting atau konten-koneten pemasaran juga sangat dibutuhkan untuk mendongkrak pemasaran dan penjualan yang memiliki kemampuan menarik perhatian audiens ditengah era digital.
Salah satunya melalui konten digital pada media sosial dengan membuat caption-caption menarik dan narasi yang lebih kreatif.
“Tak hanya itu, peluang menarik lainnya ditengah era digital juga bisa diterapkan melalui produksi e-book atau biasa disebut buku digital,” tambah Robi Erwin Setiawan.
Bagi penulis peluang ini sangat berpotensi menghasilkan cuan ditengah era digital, karena memproduksi e-book juga terbukti mampu meningkatkan pemasaran serta bisa disulap menjadi platform yang sangat edukatif bagi setiap pembacanya.
Menulis untuk Kebutuhan Perusahaan
![](https://menulis.id/wp-content/uploads/2024/12/Template-Frame-Logo-White-6.webp)
Robi Erwin Setiawan juga menjelaskan peluang emas lain ditengah era digital juga bisa memanfaatkan ghostwriting atau menulis untuk kebutuhan sebuah perusahaan tanpa mencantumkan nama penulisnya sendiri.
“Langkah ini bisa diterapkan melalui sejumlah platform untuk memperoleh klien seperti marketplace freelance,” ujar Robi Erwin Setiawan.
Selanjutnya, menggunakan strategi yang lebih efektif untuk meningkatkan keahlian dan jangkauan.
Menurutnya, cara ini bertujuan untuk menunjukkan konsistensi bagi penulis melalui blog maupun media sosial di era digital seperti sekarang ini.
“Meskipun banyak peluang, perbanyak ikut pelatihan online juga bisa meningkatkan kwalitas personal branding. Menangkap peluang bisa juga dilakukan melalui cara monetisasi blog seperti iklan, afiliasi, sponsorship untuk menghasilkan uang dari karya tulis itu sendiri,” jelas Robi Erwin Setiawan.
Minimalisir Risiko Jeratan Hukum
![](https://menulis.id/wp-content/uploads/2024/12/Template-Frame-Logo-White-2-1.webp)
Dalam kesempatan itu, Robi Erwin Setiawan juga menjelaskan tentang bagaimana cara meminimalisir risiko bagi seorang penulis dari jeratan hukum ditengah era digital juga menjadi pertimbangan penting dalam penulisan.
Ia menambahkan, meskipun peluang penulis sangat menjanjikan dan menghasilkan banyak uang di era digital, namun belajar memahami dasar hukum juga tak kalah penting.
“Apalagi dasar hukum seperti Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) sangat rentan menjerat bagi penulis yang lebih fokus pada media sosial,” kata Robi Erwin Setiawan.
Pasalnya, masih dikatakan Robi Erwin Setiawan, aturan ini dirancang untuk mengatur penggunaan teknologi informasi dan transaksi elektronik.
“Aturan ini terdiri dari beberapa hal yaitu hak dan kewajiban pengguna internet, perlindungan data pribadi, tindakan pidana terkait penyalahgunaan teknologi informasi, serta tata cara penyelesaian sengketa elektronik,” tambahnya.
Melalui Undang-Undang ITE juga mengatur terkait informasi elektronik, pencemaran nama baik, dan penyebaran berita palsu.
Hindari Implikasi Hukum
![](https://menulis.id/wp-content/uploads/2024/12/Template-Frame-Logo-White-4-1.webp)
Ia juga menambahkan, terkait pentingnya minimalisir risiko salah satunya untuk menghindari implikasi hukum yang dapat dihadapi oleh penulis digital, baik di blog pribadi maupun platform lainnya.
“Sebagai penulis, manfaatkan sumber terpercaya seperti referensi dari jurnal ilmiah, situs berita resmi hingga laporan pemerintah resmi,” ujar Robi Erwin Setiawan.
Selain itu, penulis wajib melakukan verifikasi informasi serta hindari penyebaran hoaks melalui pemeriksaan keakuratan data sebelum dipublikasikan.
Referensi Sumber Informasi
![](https://menulis.id/wp-content/uploads/2024/12/Template-Frame-Logo-White-5-1.webp)
Kemudian selalu cantumkan referensi sumber informasi dan hindari tulisan yang mengandung unsur fitnah dan menghina.
Selanjutnya, gunakan bahasa yang mudah dipahami atau lebih netral. Hindari kalimat atau kata-kata yang bersifat menyarang pihak lain.
“Selain itu, jangan pernah mencampur adukan dengan opini pribadi yang bersifat merugikan orang lain namun tetap fokus pada fakta,” tambah Robi Erwin Setiawan.
Sebelum dipublikasikan, menurut Robi Erwin Setiawan, pastikan tidak ada kata-kata yang perpotensi melanggar hukum.
“Hindari plagiarisme dengan menulis ulang informasi dengan gaya sendiri serta manfaatkan gambar, video atau materi lain yang memiliki lisensi atau domain publik,” jelas Robi Erwin Setiawan.
Lebih Memahami Audiens
Selain itu, Robi Erwin Setiawan menambahkan, terkait meminimalsir risiko juga tidak lepas dari etika menulis ditengah era digital. Misalnya, lebih memahami audiens serta menghindari konten yang dapat menimpulkan kontroversi negatif.
“Dalam menulis tetap bersikap transparan, apabila terdapat tulisan berbayar cantumkan pemberitahuan yang jelas,” ujar Robi Erwin Setiawan.
Langkah berikutnya yaitu meningkatkan kredibilitas tulisan dengan cek fakta dengan memanfaatkan layanan pengecekan sebelum mempublikasikan.
Mengenal Peraturan dan Hukum
Merujuk cara menulis secara aman agar tidak terjerat hukum, dikatakan Robi Erwin Setiawan, sebaiknya kenali peraturan dan hukum yang berlaku dan fokus pada pasal terkait pencemaran nama baik, penghinaan serta penyebaran informasi palsu.
Selanjutnya, tambahkan disclaimer atau berikan penjelasan apabila tulisan berupa opini atau edukasi dengan tidak dimaksudkan untuk menyerang atau merugikan pihak tertentu.
“Terakhir mengetahui kapan harus berhenti, apabila merasa ragu lebih baik tidak menulis topik yang dianggap terlalu berisiko tanpa riset lebih dalam,” pungkas Robi Erwin Setiawan.
“Karya ini dibuat untuk Lomba Menulis Blog dalam rangka 1st Anniversary MenulisID”