Mendayu
Rasa malang jatuh sudah hampir ketujuh.
Penjual mata acuh tetap mengayuh.
Jemari saling menggelitik.
Kesasar pada tahap gusar.
Jubah hitam beselimut putih.
Egaliter membumbung.
Mengusung satu meninju-ninju semu.
Menyelidiki sisi kotak dadu.
Bersenjatakan “permisi“.
Relevansi tak berporos.
Mengambil sampel di luar kata solusi.
Mencampur adukkan tanpa “gap“.
Normalisasi diusung atas nama diri.
Gusur
Guratan luka menganga tanpa tau obatnya.
Menepuk satu baru, ditepisnya seketika itu.
Terpaksa berusaha tanpa berikan tanda jeda.
Koma mereda, tanda titik selalu bertanya.
Langah kaki ayukan maju mundur berangsur-angsur.
Apakah ini tanda tolak ukur?
Ketilep dimana logikamu?
Permulaan diam di bawah tempurung.
Apakah puncak di depan mata rasa maya?
Keroyokan suara “usir” tanpa dipikir.
Hujati dengan dalih demokrasi.
Baca juga: Kotak Pandora