Dalam menulis sebuah cerita yang bagus, kalian harus menggabungkan beberapa aspek secara seimbang. Salah satu aspek penting dalam cerita adalah sudut pandang atau sering juga disebut sebagai point of view (POV). Sudut pandang adalah suara narasi yang digunakan untuk membawakan sebuah cerita.
Menurut saya sudut pandang merupakan hal yang sangat penting karena ia menjadi ujung tombak cerita kalian. Bisa dibilang sudut pandang merupakan cara penyajian cerita kalian terhadap para pembaca. Sebagus apapun sebuah cerita, senyata apapun penokohannya, semuanya akan jadi sia-sia jika penyajian sudut pandangnya payah. Pembaca akan sangat kebingungan jika sudut pandang yang kalian pakai tidak konsisten atau berganti-ganti.
Sudut pandang sendiri terdiri dari tiga macam yakni sudut pandang orang pertama, sudut pandang orang kedua, dan sudut pandang orang ketiga. Tanpa basa-basi lagi mari kita bahas satu persatu mengenai sudut pandang ini.
3 Macam Sudut Pandang
Sudut Pandang Orang Pertama
Mungkin kalian sudah sangat sering menemui novel atau cerita dengan sudut pandang ini. Narator dalam sudut pandang ini akan memakai kata ganti orang pertama (Aku, saya, kita, dsb) dalam membawakan ceritanya. Jika memakai sudut pandang ini maka cerita akan berfokus melalui satu orang saja, so sangat mustahil si “Aku” dalam cerita tersebut bisa mengetahui apa yang dipikirkan tokoh lain.
Nah buat kalian yang masih bingung, coba kalian baca penggalan novel berikut ini yang memakai sudut pandang orang pertama:
- Aku mengetahui semuanya. Karena aku datang melewati ruang waktu ke masa ini dari 6 bulan yang akan datang. Aku datang dengan sebuah misi. Yaitu untuk menghapuskan pernyataan cinta yang terlanjur aku ungkapkan di masa ini (Second Summer Never See You Again – Hirotaka Akagi).
Sudut Pandang Orang Kedua
Sudut pandang ini sangat jarang digunakan dalam karya fiksi. Kebanyakan yang memakai sudut pandang ini adalah karya-karya non fiksi seperti buku-buku motivasi. Narator dari sudut pandang ini akan memakai kata ganti orang kedua (Kamu, kau, anda, dsb) dalam menyampaikan ceritanya.
Pada dasarnya narator adalah “Aku” yang berbicara kepada “Kamu” yang merupakan tokoh utama dalam cerita. Terdengar rumit dan tidak biasa memang. Seperti yang sudah saya bilang di awal, biasanya sudut pandang kedua digunakan pada buku-buku motivasi. Buat kalian yang masih kebingungan, mungkin bisa membaca contohnya berikut ini:
- Mungkin anda pernah merasa bahwa orang-orang di sekitar anda sangat mendukung. Namun apa anda pernah sadar kalau mereka memiliki tujuan lain? Pada dasarnya manusia hanya akan bergerak kalau ada yang bisa dimanfaatkan, termasuk anda sendiri.
Sudut Pandang Orang Ketiga
Sudut pandang ini dibagi lagi menjadi dua jenis yakni sudut pandang orang ketiga serba tahu dan sudut pandang orang ketiga terbatas. Ok mari kita kupas bersama-sama mulai dari sudut pandang orang ketiga serba tahu.
Sudut Pandang Orang Ketiga Serba Tahu
Dalam sudut pandang ini sang narator akan menggunakan kata ganti orang ketiga (nya, dia, mereka, dsb) dalam menyampaikan cerita. Sang narator sudah mengetahui semua hal yang ada dalam cerita, termasuk hal apapun yang dipikirkan semua tokoh-tokoh yang ada. Biasanya sudut pandang ini akan melompat dari satu pemikiran tokoh ke tokoh yang lain ketika bercerita. Buat kalian yang masih belum paham, kalian bisa melihat contohnya berikut ini:
- Setelah Kazu menghilang, Nagare kembali berpaling kepada Kiyoshi dan membungkuk. “Maaf…” ujarnya, meminta maaf karena Miki terkesan bermain-main padahal Kiyoshi ingin kembali ke masa lalu untuk menemui mendiang istrinya. Namun, Kiyoshi tidak tampak terganggu oleh hal tersebut. Tingkah laku Miki dan Nagare lucu serta menenangkan hatinya. Selain itu, ia sangat senang bisa kembali ke masa lalu. Jantungnya berdebar lebih cepat (Kono Uso ga Barenai Uchi ni – Toshikazu Kawaguchi).
Sudut Pandang Orang Ketiga Terbatas
Sama dengan sudut pandang orang ketiga serba tahu, dalam sudut pandang ini narator akan menggunakan kata ganti orang ketiga. Bedanya sang narator disini tidak tahu apa yang akan terjadi dan apa yang dipikirkan masing-masing tokoh yang ada. Sang narator hanya menjelaskan apa yang sedang terjadi saat cerita berjalan. Agar bisa lebih paham, kalian bisa membaca contohnya berikut ini:
- Kusano memakai kacamata di wajahnya yang sedikit bengkak, lalu memandang jengkel pemuda yang sedang duduk di sofa itu. Dengan penglihatan yang lebih baik karena kacamatanya itu, akhirnya ia bisa memastikan wajah lawan bicaranya dengan jelas. Tidak salah lagi, dia adalah pemuda yang tergeletak di jalan ketika hujan waktu itu (Bonus Track – Koshigaya Osamu).
2 Tips Ampuh Melatih Penulisan Sudut Pandang

Nah setelah mengetahui jenis-jenis dari sudut pandang, sekarang saatnya kalian untuk menerapkan hal tersebut. Menurut saya sendiri ketiga sudut pandang itu sama saja, tidak ada yang lebih baik dari yang lainnya. Hasil tulisan kalian akan tetap bergantung pada kemahiran kalian dalam menulis, bukan dari sudut pandang yang kalian pakai. Buat kalian yang ingin mengasah kemampuan dalam penulisan berbagai sudut pandang, nih simak sebentar 2 tips dari saya:
1. Baca Banyak Cerita dengan Sudut Pandang yang Berbeda-beda
Ya jika ingin mahir menulis, maka kalian harus sering membaca. Untuk melatih kalian dalam menulis sudut pandang yang bagus, kalian bisa memulainya dengan banyak membaca cerita atau novel dengan sudut pandang atau point of view yang berbeda-beda. Kalian pasti akan bisa merasakan perbedaan ketika membaca novel dengan sudut pandang orang pertama dan sudut pandang orang kedua. Dengan begitu insting kalian akan terlatih secara tidak langsung dan ketika mulai menulis kalian tidak akan merasa asing dan kebingungan dengan sudut pandang yang kalian pakai.
2. Tulis Satu Adegan tapi Dengan Banyak Sudut Pandang
Ini cara berlatih yang sangat bagus menurut saya. Ketika kalian menulis sebuah adegan cobalah untuk menulis adegan tersebut dengan dua versi sudut pandang atau point of view berbeda. Misal versi pertama dengan sudut pandang orang pertama tokoh A lalu versi kedua pakai sudut pandang orang ketiga serba tahu. Dengan begitu kalian bisa mulai membandingkan kira-kira cerita yang kalian tulis lebih enak dibaca dengan sudut pandang orang pertama atau ketiga serba tahu. Dan dari sini juga bisa membuat kalian semakin konsisten dalam menulis sudut pandang, artinya ketika menulis, sudut pandang yang kalian pakai tetap satu jenis, mulai dari awal sampai terakhir. Dengan begitu para pembaca tidak akan kebingungan karena sudut pandang yang kalian apakai sama mulai dari awal sampai akhir.
Overall sudut pandang dalam sebuah cerita atau novel sangatlah penting. Cerita yang kalian rancang dengan sempurna bisa langsung rusak jika kalian tidak bisa menulis sudut pandangnya dengan konsisten. So perbanyak lagi bacaan kalian dan tetap rajin menulis agar cerita atau novel yang kalian buat jadi semakin bagus.
Baca Juga: Tips Menulis Cerita Misteri Menggunakan 10 Aturan Knox
Referensi: