Apakah kamu pernah mendengar ungkapan tentang “beware of Greeks bearing gifts” alias “hati-hati pada orang Yunani yang tengah membawa hadiah”? Jika demikian, ungkapan tersebut tidak hanya mengacu pada ‘hadiah’ kuda Troya saja lho, tetapi juga pada mitos Kotak Pandora.
Taktik ‘hadiah’ kuda Troya diciptakan oleh Odysseus yang justru menjadi trik jitu untuk mengakhiri Perang Troya.
Dalam mitologi Yunani Kuno, Pandora adalah nama seorang wanita yang memiliki keingintahuan besar. Alhasil, keingintahuannya itu malah memberikan kutukan terhadap dunia. Dilansir dari thecollector.com, mitos Kotak Pandora seolah memperingatkan bahwa ada bahaya dari rasa kenaifan dan rasa ingin tahu.
Apa Isi Dari Sebuah Kotak Pandora?
Konon, cerita tentang Kotak Pandora ini masih bertahan hingga detik ini adalah berkat penyair Hesiod. Dalam salah satu puisi yang berjudul The Ghony, Hesoid menggambarkan bahwa Pandora merupakan hadiah dari para dewa kepada umat manusia di bumi ini.
Nah, nama “Pandora” juga dapat diterjemahkan sebagai “All-Gifted” atau ‘All-Giving”.
Sementara itu, dalam karya Hesiod yang lain dengan judul Works and Days, justru menggambarkan Pandora sebagai sosok wanita yang membawa kotak dan ‘dihadiahkan’ kepada umat manusia. Sejak awal penciptaan, Pandora sudah diperingatkan untuk tidak membuka kotak yang dibawanya.
Ada gerangan bahwa Pandora diciptakan oleh Dewa Hephaestus dan dikirim ke kediaman Prometheus. Di kediaman Prometheus, terdapat saudara laki-lakinya yang bernama Epimetheus. Lantas, Epimetheus pun menerima tawaran untuk menikahi Pandora.
Suatu hari, Pandora yang memiliki rasa keingintahuan besar, kemudian membuka kotak tersebut. MAK JREEENNGGGG akhirnya sejumlah kejahatan termasuk penyakit dan kesengsaraan pun terlepas ke planet bumi.
Melihat hal tersebut, Pandora cepat-cepat menutup kotak tersebut. Sayangnya, Pandora menutupnya tepat sebelum satu elemen terakhir terlepas, yakni harapan.
Setidaknya, Ada 3 Hal yang Dibahas Melalui Kotak Pandora
1. Rasa Keingintahuan yang Besar Justru Menjadi Dosa
Ada satu lagi pepatah yang berbunyi “Curiosity killed the cat” yang berasal dari drama Ben Jonson dengan judul Every Man in His Humor (1598).
Secara tidak langsung, pepatah tersebut memperingatkan bahwa keingintahuan yang terlalu besar justru akan mendatangkan bahaya.
Jika mengacu pada mitos Yunani yang satu ini, maka akan memberikan kiasan bahwa keingintahuan yang besar akan mendatangkan dosa maupun bahaya besar. Sosok Pandora memang digambarkan sebagai wanita sempurna, tetapi rasa ingin tahunya yang besar malah menjadi “awal mula” dari dosanya.
Sebenarnya, Pandora sendiri sudah diberi tahu bahwa kotak yang dibawanya adalah terlarang dan tidak boleh dibuka. Namun karena penjelasan tersebut kurang spesifik, kemudian rasa keingintahuan Pandora lebih menang dibandingkan keharusannya menaati perintah tersebut.
Itulah mengapa, Pandora merasa dirinya harus memeriksa apa isi kotak tersebut dengan tangan dan matanya sendiri.
Jika menilik di era sekarang, rasa ingin tahu yang besar justru menjadi konteks positif. Meskipun dalam praktiknya di dunia nyata, rasa ingin tahu yang berlebihan dapat berdampak buruk dalam hidup. Ingat, bahwa sesuatu yang berlebihan itu tidak baik.
2. Keputusasaan
Seperti yang diungkapkan sebelumnya, bahwa masih ada satu elemen yang belum dilepaskan dari Kotak Pandora tersebut, yakni harapan.
Nah, harapan kan biasanya dipandang sebagai sesuatu yang positif ya… Harapan dapat menjadikan pikiran manusia lebih optimis sehingga memotivasinya untuk terus maju sekalipun berada di masa tersulit.
Sayangnya, harapan tersebut justru terperangkap dalam kotak yang sama dengan kejahatan.
Melalui cerita Yunani berjudul Prometheus Bound karya Aeschylus, menceritakan bahwa ada seorang Titan yang menawarkan 2 hadiah kepada umat manusia, yakni api dan harapan.
Terlihat abstrak, tetapi justru harapan dapat membuat umat manusia merasa mereka “harus” tetap maju.
3. Bingkisan Hadiah Berisikan Kehancuran
Mitos Yunani ini sebenarnya hampir mirip ya dengan kisah Kuda Troya?
FYI, kisah Kuda Troya merujuk pada rencana licik Odysseus yang begitu ingin mengakhiri Perang Troya. Lalu, Odysseus pun meminta kepada seorang ahli kayu untuk membuat patung kuda raksasa dari kayu dengan lubang di dalamnya.
Setelah patung kuda raksasa selesai dibuat, orang-orang Yunani kemudian meninggalkannya di gerbang Troy. Mereka berpura-pura meninggalkan Perang Troya dan mengatakan bahwa patung kuda raksasa tersebut adalah hadiah perdamaian.
Rakyat Troya tidak tahu bahwa di dalam patung kuda raksasa tersebut terdapat beberapa pasukan Yunani. Alhasil, setelah malam hari tiba, beberapa pasukan Yunani tersebut keluar dari persembunyian dan membukakan pintu gerbang untuk pasukan Yunani lainnya.
Nah, melalui trik tersebut akhirnya pasukan Yunani berhasil menduduki kota Troya dan mengakhiri perang. Sama halnya dengan Kuda Troya, Kotak Pandora pun juga merupakan bingkisan hadiah yang berisikan kehancuran.
Dapat dikatakan bahwa kedua cerita ini memiliki pesan kehidupan yang sama, yakni untuk senantiasa berhati-hati saat mengundang orang lain ke rumah kita.
Sumber: