Seorang perempuan merasakan dirinya tidak berguna, dan tidak memiliki bakat. Namun, seiring waktu, ia punya ambisi menemukan bakatnya dalam self-development. Kehidupannya seperti sebuah teka-teki yang tidak mudah untuk mendapatkannya dan harus berkorban melalui air mata. Ikuti kelanjutannya dalam cerpen spesial ini!
Category: Creative Writing
Hobi bikin cerpen atau puisi? Tuliskan semuanya di sini yuk! Jahit kata demi kata menjadi ranum nan indah. Buat pembaca menulis menikmati indahnya ceritamu.
Penantian Panggilan, Di Bawah Pohon Rindang
Ratusan karakter telah ku susun, siap ku layangkan lewat merpati masa kini
Tak lupa ku sertakan lampiran yang penuh bualan minta divalidasi
Pilu di Atas Meja Abu
Dalam ringkihan badan yang tak menentu,pilu terasa lebih pilu lagi membiruseperti kata Kunto Aji dalam…
Pukul 4 Sore
Sebuah sudut pandang di sore yang kita lalui bersama. Aku masih ingat, malam hari pikiranku…
Di Antara Pukul 6 dan 7
Diantara pukul 6 dan pukul 7, pertemuan itu terjadi. Pertemuan tak terduga yang telah terhitung ketiga kali. Pertemuan sederhana namun menyisakan kesan tersendiri. Sesederhana kau membantuku menyeberangi jalanan yang tak pernah sepi. Sesederhana kau berani memecah hening dan lebih dulu berbicara basa-basi. Sesederhana kau ucapkan “Sampai Jumpa lagi! Semoga kita dipertemukan kembali.” di setiap akhir pertemuan kami. Sesederhana itu, namun sudah cukup membuatku luluh.
Surat Undangan
Siapa yang menyangka, tua bangka sepertiku ini sempat merasakan hidup di masa perdamaian. Peperangan kini…
Gadis Kelinci
“Hiks hiks” Revin mendengar suara seorang gadis yang menangis, tetapi tidak melihat dimana gadis itu…
Mendayu, Gusur
Mendayu Rasa malang jatuh sudah hampir ketujuh.Penjual mata acuh tetap mengayuh.Jemari saling menggelitik.Kesasar pada tahap…
Baterai
Selamat datang di masa depan. Mungkin di masa saat generasi Z sudah punya cucu dan…
Kotak Pandora
Kicauan burung seperti mengiringi cerahnya sore hari, kupu-kupu berterbangan menjadi pemanis panorama taman hijau ini….