Banyak pihak yang tidak membenarkan ketika pendaki perempuan nekat mendaki gunung dalam kondisi haid. Hal ini selalu disangkut-pautkan dengan kejadian-kejadian mistis dan makhluk astral. Ada juga yang menceritakan bahwa darah haid akan mengundang hal-hal yang tak kasat mata sehingga banyak pendaki perempuan yang mudah kerasukan.
Namun, seiring menjamurnya tren mendaki, saat ini banyak pendaki yang mulai cerdas dan mencari tahu sebab akibat dari larangan yang ada. Terlebih gunung-gunung di Indonesia disebut memiliki tradisi dan larangan-larangan yang berbeda. Ada gunung yang memperbolehkan perempuan dalam kondisi haid ikut mendaki, ada juga yang keras melarang. Kamu sendiri sebagai pendaki perempuan lebih setuju yang mana?
Sebenarnya, kita perlu melihat dari sisi yang lebih penting selain mistisnya, yaitu segi kesehatan dan kondisi mental. Saat menstruasi, kondisi tubuh perempuan cenderung lebih mudah lelah, cepat lapar, kram perut, dan bahkan sakit punggung berlebih. Ditambah dengan perubahan suasana hati atau mood yang terkadang tidak terkontrol. Semua hal ini penting untuk diantisipasi ketika mendaki saat menstruasi. Melihat medan pegunungan yang tidak mudah didaki, menyebabkan proses evakuasi menjadi sulit jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.
Lantas, boleh nggak sih perempuan yang sedang menstruasi ikut mendaki gunung? Jawabannya tergantung kesiapan masing-masing. Pertama, pilih gunung yang tidak melarang pendaki perempuan dalam kondisi menstruasi. Kamu bisa cari informasinya dari instagram atau tiktok official account dari gunung yang kamu inginkan. Bisa juga dengan bertanya pendaki lain yang sudah pernah mendaki ke gunung tersebut.
Lalu, kamu harus tahu kondisi badanmu ketika menstruasi. Apakah kamu cenderung merasakan sakit di bagian badan tertentu ketika menstruasi atau tidak. Pertimbangkan juga hari ketika kamu mulai menstruasi, disarankan untuk tidak mendaki ketika menstruasi di hari pertama hingga ketiga. Hal ini untuk menghindari kondisi darah menstruasi yang keluar terlalu deras sehingga tubuhmu sangat mudah lelah.
Kemudian, kamu harus benar-benar teliti dalam memilih partner mendaki. Kamu juga harus jujur ke semua anggota mendaki, agar mereka tahu kondisimu ketika di medan pendakian. Disarankan kamu memiliki partner mendaki perempuan juga, sehingga anggota tim tahu apa yang harus dilakukan jika terjadi sesuatu.
Jika, kamu sudah mantap untuk ikut mendaki ketika menstruasi, ada beberapa hal yang harus kamu persiapkan. Bawa barang cadangan yang diperlukan ketika menstruasi. Misalnya, saat tidak dalam kondisi menstruasi kamu biasanya bawa 2 celana ganti, maka dalam kondisi menstruasi kamu perlu membawa paling tidak 1 celana ekstra. Ini juga berlaku untuk pembalut yang kamu bawa. Jika dalam satu hari normal kamu berganti 2-3 pembalut, maka ketika mendaki kamu setidaknya membawa 4 pembalut.
Mengapa demikian? Karena ketika dalam kondisi mendaki, tubuh akan melakukan kegiatan fisik yang lebih berat. Hal ini akan memicu volume darah haid yang dikeluarkan lebih banyak dari biasanya. Kamu juga perlu membawa kantong plastik untuk wadah pembalut bekas. Ingat, jangan pernah membuang sampah pembalut sembarangan di gunung! Karena pembalut bekas berisi darah haid akan mudah memancing kedatangan hewan buas seperti biawak atau ular.
Kamu juga perlu membawa obat-obatan ekstra untuk mengantisipasi kondisi badan yang drop ketika mendaki. Bila perlu, kamu juga bisa membawa kantong hangat yang digunakan untuk mengkompres perut ketika kram. Pakai pakaian yang nyaman dan menyerap keringat. Lebih baik jika kamu memakai pakaian yang mudah kering agar kondisi badan tidak lembab dan terasa mengganggu.
Ingat, yang paham kondisi badanmu adalah kamu sendiri. Beritahu semua anggota ketika sesuatu yang tidak beres terjadi dan jangan memaksakan kondisi tubuh jika sudah tidak memungkinkan. Bersikap bijak ketika mendaki adalah pilihan terbaik daripada terjadi hal buruk yang tidak diinginkan.