“Awang – Awang”
Cinta tak tebaca menganga angkasa.
Mendikte raga, menghujani jiwa.
Menunjuk-nunjukki Sang Pencipta penuh rasa tak percaya.
Rima nuansa membeda massa.
Dari dasar menempuh sampai kesasar.
Tercegat pada pos-pos semi pendekar.
berlari hingga terlempar pada semak belukar.
Survive pada kenalan yang kekar.
Membuka peta peta mata tanpa tanda baca.
Meraba suara menerka suasana.
Serasa berada pada ruang nyata.
Terperanjak seketika saat ada secangkir teh menyapa depan mata.
“Pecah Ruah”
Menapak perlahan pada sebuah miniatur kota yang tak seberapa luasnya.
Tengok tak terarah menuju ke semua penjuru yang ada.
Berlari pada satu titik yang selalu mundur langkah satu satu.
Memegang sesuatu semu yang tampak nyata saat itu.
Terkapar pada poros siang itu.
Merampok kata benturkan jiwa.
Apa!! Apa!!
Gila dunia amnesiakan Sang Pencipta.
Bersimpuh malu muali menyapa.