Apakah kamu meyakini pepatah Kegagalan adalah Keberhasilan yang Tertunda?
Jika iya, kamu mungkin akan tertarik untuk membaca buku Failosophy karya Elizabeth Day ini. Lucu ya, kata kegagalan dalam Bahasa Inggris, fail digubah dengan kata philosophy untuk menjadi frasa failosophy. Menurut pemahaman pribadi setelah membaca buku ini, kita seperti diberi insight oleh Elizabeth Day untuk memandang kegagalan dengan cara yang lebih bijak seperti para filsuf.
Buku ini tentu saja akan cocok untuk kamu yang sedang mengalami masa terendah dalam hidup akibat kegagalan. Saya tidak bisa menjamin buku ini akan mengubah kegagalan yang kamu alami, tetapi membaca filosofi kegagalan—terjemahan dari failosophy, mungkin akan membawamu kepada angin segar untuk menjernihkan pikiran lantaran pahitnya kegagalan yang harus kamu hadapi.
Informasi Buku dan Sinopsisnya
Failosophy adalah buku yang ditulis Elizabeth Day, seorang broadcaster, penulis buku novel, non-fiksi, dan seorang pesiniar bertajuk berjudul How To Fail with Elizabeth Day. Ia sebelumnya menulis buku non-fiksi How To Fail yang membuat Sunday Times memberinya predikat sebagai bestselling memoir. Namun, Failosophy yang terbit pertama kali pada tahun 2020 ini juga tidak luput dari pujian, seperti STYLIST yang mengatakan bahwa tulisan Elizabeth Days pada buku ini telah merevolusi cara kita melihat kegagalan.
Failosophy akan sangat praktis dibawa kemana-mana karena terbit dengan ukuran yang lebih kecil dari novel kebanyakan, mengikuti klaim pada sampulnya “Buku pegangan ketika mengalami kegagalan.” Seumpama kegagalan adalah sebuah produk, mungkin buku pegangan di sini adalah buku panduan yang berisi informasi berguna tentang apa yang harus dilakukan ketika keadaan tidak berjalan sesuai rencana kita.
Menggunakan Kegagalan Sebagai Topik
Berangkat dari siniarnya yang konsisten membuat konten dengan niche yang membicarakan tentang kegagalan dalam kehidupan sejak 2018, tulisan Elizabeth Days dalam Failosophy memang menunjukkan jam terbang yang tinggi sebagai broadcaster. Buku ini ditulis seiring siniar How To Fail with Elizabeth Days berjalan, ia menyadari adanya pola tertentu di antara kegagalan pada setiap tamu-tamu yang datang. Berdasarkan pola tersebut, ia mengidentifikasi tujuh poin yang disebutnya sebagai “7 Prinsip Kegagalan”.
Prinsip-prinsip tersebut yang menjadi topik utama dalam Failosophy dan menjadikan Elizabeth orang yang dermawan ilmu karena jika kamu tidak punya waktu untuk mendengarkan siniarnya, Failosophy seperti rangkuman beberapa cerita kegagalan yang akan membuat kamu sebagai pembaca merasa bahwa kegagalan adalah hal yang wajar dan semua orang dari latar belakang manapun bisa mengalaminya. Sebab, kegagalan bisa mengajarkan hal yang bermakna tentang diri kita jika kita memilih untuk memahaminya.
Isinya Mudah Dipahami Karena Tidak Menggurui
Jika kamu kerap bergumam soal banyaknya buku-buku dengan genre yang sama ditulis dengan gaya bahasa menggurui, agaknya Failosophy tidak dibuat seperti menggurui—setidaknya itu review saya—karena Elizabeth Day menulis rangkaian motiviasi ini berdasarkan pengalaman objektif dari narasumbernya. Kamu mungkin tidak percaya penulis buku ini melakukan spill bahwa judul siniarnya, How To Fail with Elizabeth Day adalah bukti kegagalannya memanfaatkan momentum untuk memberikan nama yang lebih baik.
Salah satu bagian favorit saya dalam buku ini adalah pandangan bahwa kegagalan bisa dilihat sebagai sebuah data untuk keberhasilan. Saya melihat prinsip ini seperti murid gap year karena ditolak PTN favoritnya. Mereka menggunakan kegagalan tersebut sebagai acuan untuk membuat strategi baru, bahkan rela mengubah pilihan jurusan mereka yang akhirnya terbayar dengan lolos di PTN pada tahun berikutnya. Berdasarkan fenomena itu, saya menyadari bahwa itu hanyalah keberhasilan yang tertunda.
Jangan Minder Duluan karena Bahasa Inggris
Kamu tidak perlu paham Bahasa Inggris terlebih dulu untuk memahami sepenuhnya apa yang ditulis Elizabeth Day. Terjemahan Bahasa Indonesia buku Failosophy ini bisa kamu beli di berbagai marketplace. Kamu hanya perlu memilih toko buku mana yang paling terpercaya untuk membeli buku tersebut. Pastikan kamu membeli di toko buku yang jelas, tidak membeli secara bajakan, dan kalau beruntung beli dengan gratis ongkos pengiriman. Jadi, apakah kamu meyakini pepatah Kegagalan adalah Keberhasilan yang Tertunda?